View Full Version
Selasa, 28 Aug 2018

UEA Bantah Klaim Pemberontak Syi'ah Houtsi Berhasil Serang Bandara Dubai dengan Drone

UNI EMIRAT ARAB (voa-islam.com) - Otoritas Penerbangan Sipil Umum UAE "telah membantah klaim media Houtsi di Bandara Internasional Dubai, menegaskan bahwa lalu lintas udara UEA beroperasi seperti biasa," kata pihak berwenang dalam pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita negara WAM.

Bandara Dubai berjarak sekitar 1.200 kilometer dari Yaman dan merupakan yang tersibuk ketiga di dunia, menurut Airports Council International. Sekitar 88 juta penumpang melewati terminal Dubai pada tahun 2017.

Sebelumnya pada hari Senin  (27/8/2018) pemberontak Syi'ah Houtsi Yaman telah menyerang Bandar Udara Internasional Dubai di Uni Emirat Arab (UEA) dengan pesawat tak berawak Samad-3, lapor situs Al-Masirah yang dikelola Houthi.

Saluran grup Telegram resmi pemberontak Syi'ah Houtsi memberi tahu para pengikut mereka atas serangan di bandara tersebut, sesumbar bahwa "pukulan" dicapai dengan mengganggu bandara selama beberapa waktu.

Pemberontak Syi'ah kaki tangan Iran itu mengklaim sejumlah penerbangan ditunda karena serangan mereka ke Bandar Udara Internasional Dubai.

"Serangan udara di Bandara Internasional Dubai menegaskan bahwa semua wilayah di UEA berada dalam jangkauan serangan," sesumbar sumber Syi'ah Houtsi kepada para pengikutnya. Memperingatkan para investor asing untuk "menjauh" dari UAE, sebagai bagian dari strategi yang lebih luas untuk menguras ekonomi koalisi yang dipimpin Saudi tersebut.

Kelompok ini kemudian membagikan tangkapan layar dari gangguan yang disebabkan penerbangan keberangkatan di bandara Dubai.

Akhir bulan lalu, pemberontak Syi'ah Houtsi mengklaim serangan di bandara Abu Dhabi dengan pesawat tak berawak, meskipun tidak ada bukti yang pernah melihat kerusakan.

UAE telah menjadi bagian dari koalisi pimpinan Saudi di Yaman sejak Maret 2015, yang bertujuan untuk membalikan keuntungan teritorial Syi'ah Houtsi. Pemberontak Syi'ah Houtsi telah menguasai ibukota Sana'a dan sejumlah besar wilayah negara berpenduduk mayoritas Sunni itu memaksa pemerintah yang didukung internasional ke pengasingan di Arab Saudi. (st/MeMo)


latestnews

View Full Version