View Full Version
Ahad, 04 Nov 2018

53 Pemberontak Syi'ah Houtsi Tewas dalam Pertempuran dan Serangan Udara di Hodeidah

HODEIDAH, YAMAN (voa-islam.com) - Puluhan pemberontak Syi'ah Yaman tewas dalam pertempuran dan serangan udara di Hodeidah, kata petugas medis, Ahad (4/11/2018), ketika pasukan pro-pemerintah maju di kota pelabuhan Laut Merah yang dikuasai pemberontak.

Lima puluh tiga pemberontak Houtsi tewas dan lusinan lainnya terluka dalam 24 jam terakhir, kata sumber-sumber medis di daerah itu kepada AFP.

Menurut sumber militer pro-pemerintah, bentrokan meningkat di kota Hodeidah dan berpusat di sekitar universitas pada Sabtu dan Ahad pagi.

Pesawat-pesawat tempur koalisi pimpinan-Saudi melakukan puluhan serangan udara untuk mendukung pasukan pro-pemerintah dalam pertempuran yang dimulai pada Kamis malam, menurut pejabat militer.

Tiga belas pasukan pro-pemerintah tewas, sumber-sumber medis di Aden dan Mokha - tempat para pejuang diangkut - kepada AFP.

Bentrokan meletus hanya beberapa jam setelah pemerintah mengatakan pada hari Kamis mereka siap untuk memulai kembali pembicaraan damai dengan pemberontak Syi'ah Houtsi.

Tawaran itu menyusul seruan kejutan oleh Amerika Serikat untuk mengakhiri perang Yaman, termasuk serangan udara oleh koalisi.

Pelabuhan Hodeidah adalah titik masuk untuk lebih dari 70 persen impor ke negara miskin, yang tertatih-tatih di tepi kelaparan.

Setelah pembicaraan perdamaian yang didukung PBB runtuh pada bulan September, koalisi mengumumkan akan meluncurkan kembali serangan terhadap Hodeidah.

Pada hari Selasa, pejabat pemerintah Yaman mengatakan bahwa koalisi telah mengirim lebih dari 10.000 pasukan baru menuju kota Hodeidah.

Arab Saudi dan sekutu-sekutunya ikut campur dalam perang pada tahun 2015 untuk mendukung Presiden sah Yaman Abdu Rabbo Mansour Hadi setelah pemberontak Syi'ah dukungan Iran mengambil alih ibukota Sana'a.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, lebih dari 10.000 orang telah tewas dalam konflik sejak 2015, tetapi beberapa kelompok hak asasi manusia memperkirakan jumlah korban bisa lima kali lebih tinggi. (st/TNA)


latestnews

View Full Version