View Full Version
Rabu, 07 Nov 2018

Rashida Tlaib dan Ilhan Omar jadi 2 Muslimah Pertama yang Menjadi Anggota Kongres AS

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Orang Palestina-Amerika Rashida Tlaib dan Somalia-Amerika Ilhan Omar telah menjadi wanita Muslim pertama yang terpilih menjadi anggota Kongres AS dalam pemilihan Selasa (6/11/2018).

Tlaib merebut distrik kongres ke-13 di Michigan dalam suatu perlombaan di mana ia adalah satu-satunya kandidat partai utama. Omar memenangkan distrik kongres kelima yang sangat demokrat di Minnesota, menggantikan anggota kongres Muslim pertama, Keith Ellison, yang mengosongkan kursinya untuk ikut dalam pemilihan jaksa agung negara bagian. Omar mengalahkan aktivis Republikan Jennifer Zielinski.


Siapakah Rashida Tlaib dan Ilhan Omar?

Rashida Tlaib, 42, lahir di Detroit dari orang tua imigran Palestina.

Dia membuat sejarah pada tahun 2008 dengan memenangkan kursi di Legislatif Michigan, menjadi wanita Muslim pertama yang melakukannya.

Platform kampanyenya termasuk janji untuk mengamankan upah minimum $ 15, mencegah pemotongan untuk program kesejahteraan, seperti Medicare dan Jaminan Sosial, serta menghentikan keringanan pajak untuk perusahaan besar.

Ilhan Omar, yang tiba di AS pada usia 14 tahun setelah melarikan diri dari perang sipil di Somalia, berkampanye di platform progresif yang sama, yang menyerukan kesehatan universal dan perguruan tinggi bebas biaya.

Dia mengatakan kehidupan politiknya dimulai dengan menghadiri kaukus partai Buruh Petani Demokrat setempat dengan kakeknya setelah tiba di AS.

Islamophobia

Terpilihnya kedua orang tersebut ke DPR AS terjadi di tengah perasaan negatif yang meluas terhadap Muslim Amerika oleh rekan-rekan mereka.

Sebuah penelitian yang dirilis pekan lalu oleh New America Foundation dan American Muslim Institution menemukan sekitar dua dari lima orang Amerika berpikir bahwa Islam tidak sesuai dengan nilai-nilai Amerika, dan bahwa jumlah yang sama percaya bahwa Muslim tidak patriotik seperti warga lainnya.

Kelompok hak-hak sipil Muslim AS mengatakan banyak retorika anti-Muslim berasal dari media, serta pembentukan politik negara itu.

Peneliti menemukan bahwa orang-orang yang mengidentifikasi sebagai Republikan kemungkinan besar memiliki ide-ide negatif tentang Islam dan Muslim.

Laporan terbaru lainnya, yang diterbitkan oleh Muslim Advocates, menemukan lebih dari 80 contoh kandidat politik menggunakan retorika anti-Muslim pada tahun 2017 dan 2018. (st/AJE)


latestnews

View Full Version