View Full Version
Kamis, 15 Nov 2018

Kelompok Afiliasi IS Peringatkan Serangan Lebih Lanjut Setelah Penikaman di Melbourne

MELBOURNE, AUSTRALIA (voa-islam.com) - Kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Islamic State (IS) telah memperingatkan serangan lebih lanjut terhadap Australia dan negara-negara Barat lainnya dalam poster-poster online yang menampilkan pelaku penusukan di Melbourne pekan lalu.

"Australia, jangan berpikir Anda jauh dari serangan kami," terbaca satu poster, yang menunjukkan foto kendaraan yang diserang penyerang Melbourne selama aksinya Jum'at lalu.

SITE Intelligence Group yang memonitor ancaman jihadis mengatakan bahwa grafik itu dikeluarkan pada hari Rabu (14/11/2018) oleh Yayasan Media Perisai Sunni, yang berafiliasi dengan IS.

Grafik lain yang diposting online dan didistribusikan oleh SITE menunjukkan gambar yang diambil dari media sosial yang menunjukkan penyerang Melbourne, Hassan Khalid Shire Ali, mencoba menikam seorang polisi sebelum dia ditembak mati.

Hamparan teks pada gambar mengatakan: "Melbourne hari ini - Kota apa berikutnya besok ??!"

Shire Ali menikam dan menewaskan satu orang selama insiden itu dan melukai dua lainnya sebelum dibunuh oleh polisi.

Polisi Australia menggambarkan serangan itu sebagai "terorisme" dan mengatakan Shire Ali yang berusia 30 tahun kelahiran Somalia terinspirasi oleh Islamic State, tetapi bertindak sendirian dan tidak memiliki ikatan yang diketahui dengan kelompok itu.

Pada hari serangan, IS mengatakan melalui sayap propagandanya bahwa Shire Ali adalah seorang "pejuang Islamic State dan melakukan operasi", tetapi tidak memberikan bukti untuk mendukung klaimnya.

Australia adalah anggota koalisi pimpinan AS yang telah memerangi IS di Suriah dan negara tetangga Irak sejak 2014.

Para jihadis mengambil sebagian besar wilayah Suriah dan Irak tahun itu, memproklamirkan "khalifah" di seluruh negeri yang dikuasainya.

Tetapi kelompok itu telah kehilangan sebagian besar wilayah tersebut dalam beberapa serangan di kedua sisi perbatasan. (st/AFP)


latestnews

View Full Version