View Full Version
Sabtu, 17 Nov 2018

5 Tentara Filipina Tewas 23 Terluka dalam Penyergapan Kelompok Abu Sayyaf di Jolo

JOLO, FILIPINA (voa-islam.com) - Lima tentara Filipina tewas dan melukai 23 lainnya dalam serangan penyergapan besar-besaran oleh anggota kelompok Abu Sayyaf (ASG), militer Filipina mengatakan Sabtu (17/11/2018).

Para tentara mencari para sandera yang diambil oleh kelompok Abu Sayyaf ketika orang-orang bersenjata menyerang mereka di pulau Jolo, Filipina selatan, Jum'at, juru bicara militer daerah Letnan Kolonel Gerry Besana mengatakan kepada wartawan.

"Upaya itu adalah bagian dari misi kami untuk menyelamatkan para sandera yang tersisa," kata Besana.

Abu Sayyaf adalah aliansi longgar beberapa ratus pejuang bersenjata yang dibentuk pada 1990-an dengan uang asal dari jaringan Al-Qaidah pimpinan Syaikh Usamah bin Ladin.

Bentrokan Jum'at adalah salah satu yang paling mematikan sejak faksi Abu Sayyaf bergabung dengan pejuang asing dan Filipina lainnya dalam merebut kota Marawi di Filipina selatan tahun lalu, yang menyebabkan pertempuran lima bulan yang menewaskan lebih dari 1.100 jiwa.

Abu Sayyaf sekarang diyakini menahan "kurang dari 10" sandera, kata Besana.

Kelompok ini bermarkas di pulau-pulau selatan yang dilanda perselisihan, tetapi anggotanya pada 2016 mulai  untuk menculik para pelaut di perairan antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

Para militan juga menyerbu dan menyandera sejumlah resor di Filipina selatan dan negara tetangga Malaysia.

Sebagian besar sandera telah ditebus untuk sejumlah besar uang dan beberapa dipenggal, termasuk dua turis Kanada pada tahun 2016. Seorang pengamat burung Belanda yang diculik di sebuah pulau di dekatnya pada tahun 2012 diyakini berada di antara mereka yang masih berada di tangan Abu Sayyaf.

Rekannya asal Swiss melarikan diri pada tahun 2014 setelah merebut parang penculik dan membunuhnya.

Para prajurit yang selamat dari penyergapan hari Jum'at tidak melihat sandera selama bentrokan 90 menit di dekat kota Patikul, kata Besana. (st/AFP)


latestnews

View Full Version