View Full Version
Selasa, 04 Dec 2018

Pasukan Khusus Israel Gunakan Kartu Identitas Aspal Warga Palestina untuk Menyusup ke Gaza

JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Pasukan khusus Israel menyamar sebagai pekerja bantuan medis dan menggunakan kartu identitas "eksplisit tapi palsu" dari warga asli Palestina selama serangan penyusupan mereka di Jalur Gaza yang diduduki bulan lalu.

Menurut sebuah laporan di harian the Independent, mengutip sejumlah sumber Hamas, warga sipil Palestina yang identitasnya telah "dicuri" berasal dari seluruh daerah Gaza "tetapi bukan wilayah di mana operasi rahasia Israel itu terjadi", untuk menghindari "mereka ditemukan" oleh penduduk lokal tersebut”.

Hazem Qassem, seorang juru bicara Hamas, mengatakan bahwa KTP itu "sangat akurat", dan termasuk nama lengkap lengkap, nomor ID dan rincian dari para warga.

Qassam mengatakan kepada koran itu bahwa tentara Israel menyamar sebagai pekerja bantuan ketika mobil mereka dihentikan. “[Mereka] menyamar sebagai pekerja LSM, ada juga wanita di dalam mobil. Mereka menggunakan ini untuk membenarkan mengapa mereka menyusup ke Gaza dan menyiapkan cerita jika mereka ditanyai. ”

Laporan Independen mencatat bahwa dalam kasus peniruan pasukan Israel terhadap pekerja LSM, "banyak yang sekarang takut bahwa pekerja bantuan asing akan berada dalam bahaya".

Qassem mengatakan kepada surat kabar tersebut: “Kami prihatin bahwa kami ingin orang asing terus berdatangan. Mereka membantu situasi kemanusiaan. Kami berdedikasi untuk memfasilitasi orang-orang yang datang dan keluar dari Gaza. Setiap tindakan pengamanan yang ketat - yang diterapkan untuk semua orang - akan bersifat sementara. "

Pejabat Hamas lainnya, yang tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa ada "kemungkinan besar" tim pasukan khusus Israel tersebut secara sah memasuki Gaza melalui titik penyeberangan resmi seperti Erez.

"Mereka mengatakan kepada para penjaga di pos pemeriksaan bahwa mereka mengirim pasien kembali dari klinik ke rumah mereka dan memiliki kursi roda di belakang van", kata pejabat itu.

"Mereka memperlihatkan kartu identitas mereka tetapi [para pejuang] yang berjaga di pos pemeriksaan curiga karena aksen dan suara mereka tidak sesuai dengan area di mana mereka mengatakan berasal."

Pada 11 November, kekerasan pecah antara faksi-faksi perlawanan Palestina dan tentara Israel setelah kematian tujuh anggota Brigade Al-Qassam setelah pasukan khusus Israel menyusup ke timur provinsi Khan Yunis beberapa hari sebelumnya. Konflik tersebut mengakibatkan kematian seorang perwira menengah Israel dan melukai lainnya.

Pasukan Israel sendiri dilaporkan telah fokus menyerang rumah dan menara dan fasilitas sipil selama serangan mereka di daerah kantong terkepung tersebut. (st/MeMo)


latestnews

View Full Version