View Full Version
Ahad, 03 Feb 2019

5 Tentara Filipina Tewas dalam Baku Tembak Sengit dengan Abu Sayyaf di Jolo

SULU, FILPINA (voa-islam.com) - Sebuah baku tembak sengit pada hari Sabtu (2/2/2019) menewaskan lima tentara Filipina dan tiga pejuang dari kelompok Abu Sayyaf yang dicurigai melakukan pemboman katedral mematikan pekan ini di selatan negara itu yang bergolak, kata militer.

Para prajurit memerangi pejuang Abu Sayyaf di Patikul di pulau selatan Jolo di negara bagian Sulu, yang merupakan kubu kelompok itu dan dekat lokasi serangan bom kembar pada 27 Januari yang menewaskan 22 orang pada Misa Minggu.

Setelah pemboman katedral, Presiden Rodrigo Duterte menunjuk Abu Sayyaf - yang sebelumnya dipersalahkan atas beberapa serangan paling mematikan di Filipina - dan memerintahkan militer untuk "menghancurkan" mereka.

"Itu adalah baku tembak sengit," juru bicara militer regional Letnan Kolonel Gerry Besana mengatakan kepada AFP, membenarkan jumlah korban tewas. "Itu berlangsung selama hampir dua jam."

Letnan Kolonel Gerald Monfort, juru bicara Satuan Tugas Gabungan Pasukan Filipina Sulu, mengatakan kepada wartawan bahwa baku tembak meletus antara Batalyon Scout Ranger 5 dan sekitar 150 pejuang Abu Sayyaf dekat Patikul, Benarnews melaporkan.

Monfort mengatakan 18 tentara dan sedikitnya 15 anggota ASG terluka, ABS-CBN melaporkan.

 Seorang prajurit lain yang terluka parah perlu segera diterbangkan keluar dari Sulu.

Para pejabat Filipina telah berteori bahwa serangan katedral Jolo adalah pekerjaan setidaknya satu pembom jibaku, tetapi telah mengakui bahwa mereka belum dapat mengkonfirmasi kecurigaan ini.

Tidak lama setelah serangan itu, Islamic State mengklaim para pejuang dari afiliasi mereka, Wilayat Asia Timur, melakukan pemboman jibaku di katedral tersebut.

Komandan Abu Sayyaf Isnilon Hapilon berjanji setia kepada pemimpin IS Abu Bakar al-Baghdadi pada 2014, dan pada Juli 2018 kelompok itu menjadi bagian dari Islamic State Wilayat Asia Timur yang baru dideklarasikan sebagai bagian Islamic State. Hapilon terbunuh pada tahun 2017.

Pemboman itu terjadi hanya beberapa hari setelah para pemilih dengan tegas mendukung untuk memberi minoritas Muslim di selatan kontrol yang lebih besar atas urusan mereka sendiri di Daerah Otonomi Bangsamoro di Muslim Mindanao, yang dipandang sebagai langkah penting untuk membawa langkah perdamaian ke wilayah yang dihantam oleh puluhan tahun perselisihan separatis.

Filipina terguncang lagi pada hari Rabu ketika serangan granat di sebuah masjid menewaskan dua orang, memicu kekhawatiran itu adalah tindakan pembalasan. Pihak berwenang belum menghubungkan kedua serangan itu. (st/tdp)


latestnews

View Full Version