View Full Version
Kamis, 07 Mar 2019

Turki Tidak Akan Batalkan Pembelian Rudal S-400 Buatan Rusia Meski Ancaman AS

ANKARA, TURKI (voa-islam.com) -  Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Rabu (6/3/20190 mengklarifikasi perdebatan tentang kesepakatan Ankara dengan Moskow untuk membeli sistem pertahanan udara Triumf S-400, mengatakan pemerintahnya tidak akan membatalkan perjanjian itu, meskipun ada protes dari sekutunya di Washington.

"Ini sudah berakhir," kata Erdogan, mencatat tanda tangan sudah dibuat pada kesepakatan dan bahwa pengiriman pertama akan dilakukan pada bulan Juli. "Kami adalah Turki merdeka, kami bukan budak."

Jenderal Angkatan Darat AS Curtis Scaparrotti, yang mengepalai Komando Eropa AS, merekomendasikan kepada Kongres AS pada hari Selasa bahwa jika Turki terus mendesak untuk membeli sistem S-400 dari Rusia, pengiriman ke Turki dari F-35 Joint Strike Fighter Lockheed Martin harus dibatalkan.

"Jika mereka menerima S-400 dan membuatnya di Turki, ada masalah [...] yang berkaitan dengan F-35," kata sang komandan kepada Komite Layanan Bersenjata Senat, Sputnik melaporkan.

“Ini menimbulkan masalah bagi semua pesawat kami, tetapi khususnya F-35. Saran militer terbaik saya adalah bahwa kita tidak menindaklanjuti dengan F-35, menerbangkannya atau bekerja dengan sekutu yang bekerja dengan sistem Rusia, khususnya sistem pertahanan udara, dengan apa yang akan saya katakan mungkin salah satu yang kemampuan teknologinya paling canggih."

Presiden Turki itu juga merenungkan bahwa pemerintahnya nanti mungkin mempertimbangkan untuk membeli sistem pertahanan udara S-500 Prometey (Prometheus) Rusia di kemudian hari. S-500 bahkan belum sepenuhnya beroperasi dengan Angkatan Bersenjata Rusia, tetapi diyakini akan memiliki kemampuan yang sama dengan sistem Pertahanan Udara Altitude Terminal (THAAD) Terminal AS begitu memasuki masa tugas pada tahun 2020.

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa AS seharusnya tidak mencoba mendisiplinkan Turki melalui langkah-langkah perdagangan, mencatat bahwa Turki memiliki langkah-langkah sendiri yang disiapkan.

Washington berulang kali mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Ankara di bawah  Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act  (CAATSA) jika Turki membeli S-400 Rusia, Sputnik melaporkan.

Komentar Erdogan pada hari Rabu juga menyentuh pada penarikan AS dari Suriah, di mana Ankara dan Washington berada di sisi yang berlawanan dari konflik Turki yang sedang berlangsung dengan milisi Komunis Kurdi di wilayah tersebut.

"Jika AS akan mengambil senjata dari Suriah, mereka bisa, tetapi jika mereka tidak mau, berikan ke Turki, bukan teroris," kata Erdogan dalam sebuah wawancara TV dengan penyiar Kanal 24. Ankara menganggap milisi Kurdi dalam pasukan Tentara Demokratik Suriah (SDF) yang beraliansi dengan AS merupakan organisasi teroris.

Ketika jadwal AS untuk penarikan dari Suriah berlanjut, Washington telah mempertimbangkan pertanyaan apakah akan membawa senjata AS yang dipinjamkan atau tidak atau membiarkannya di tangan Kurdi untuk melanjutkan perang melawan Islamic State (IS) dan pasukan lain di negara itu.

Erdogan mengatakan bahwa, meskipun ia yakin Presiden AS Donald Trump telah "mengambil sikap tegas" untuk menarik pasukan AS dari Suriah, ia menghadapi tekanan dari aparat negara AS.

"Ada pesanan yang tidak bisa dipungkiri di AS," kata Erdogan. "Kita juga bisa menyebutnya 'keadaan dalam'. Mereka memblokir langkah-langkah ini." (st/sputnik)


latestnews

View Full Version