View Full Version
Kamis, 28 Mar 2019

Pemimpin Hamas: Israel Tidak Akan Bisa Menghancurkan Kehendak Rakyat Palestina

JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Seorang pemimpin senior gerakan perlawanan Palestina, Hamas, mengatakan Palestina tidak akan menyerah dalam menghadapi agresi Israel.

"Pendudukan tidak boleh berada di bawah ilusi bahwa mereka dapat menghancurkan kehendak rakyat kita," Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas, mengatakan pada hari Rabu (27/3/2019), merujuk pada Israel.

Haniyeh mengatakan kelompoknya mengajarkan pelajaran kepada Israel dalam eskalasi kekerasan saat ini, dan menambahkan bahwa Israel mendapat pesan itu.

"Perlawanan telah memiliki kata terakhir, dan Israel mendapat pesan," katanya. "Saya berterima kasih kepada semua pihak yang membantu menghentikan arogansi Zionis di Jalur Gaza."

Dia membuat komentar itu setelah Israel melakukan pemboman besar-besaran dua malam berturut-turut.

Agresi baru Zionis Israel terhadap daerah kantong pantai dimulai setelah pihak berwenang Tel Aviv mengatakan pada hari Senin bahwa sebuah roket jarak jauh yang diluncurkan dari Jalur Gaza telah menghantam sebuah daerah dekat Tel Aviv di Israel tengah, melukai tujuh orang.

Serangan dini hari di Mishmeret, sebuah kota pertanian di utara Tel Aviv, terjadi sehari setelah pesawat tempur Israel membom daerah kantong yang dikepung itu menjelang peringatan protes pagar perbatasan Gaza pada akhir pekan.

Kelompok-kelompok perlawanan Palestina pada hari Rabu menembakkan roket ke Israel sebagai tanggapan terhadap serangan udara rezim di beberapa daerah, termasuk kota Khan Yunis dan perbatasan Rafah yang melintasi selatan kota Gaza.
Jet Press-Israel meluncurkan serangan terhadap Khan Yunis, Rafah

Sumber-sumber Palestina di Jalur Gaza mengatakan serangan udara Israel di Rafah merusak rumah-rumah penduduk dan jaringan listrik.

Israel juga telah memperingatkan bahwa mereka siap untuk aksi militer lebih lanjut di wilayah Palestina.

Militer Israel juga telah mengerahkan artileri dan brigade tank di sepanjang apa yang disebut zona penyangga dengan Gaza.

Di tempat lain dalam sambutannya, Hanieyh juga mendesak warga Gaza untuk berpartisipasi dalam protes massa di sepanjang pagar yang memisahkan Jalur Gaza dari wilayah yang diduduki pada hari Sabtu untuk menandai ulang tahun pertama Great March of Return yang dimulai pada 30 Maret tahun lalu.

Lebih dari 260 warga Palestina telah terbunuh oleh pasukan Israel sejak demonstrasi anti-pendudukan dimulai di Jalur Gaza. Lebih dari 26.000 warga Palestina juga menderita luka-luka.

Bentrokan Gaza mencapai puncaknya pada 14 Mei tahun lalu, pada malam peringatan 70 tahun Hari Nakba (Hari Bencana), yang bertepatan tahun itu dengan relokasi kedutaan AS dari Tel Aviv ke Al-Quds Yerusalem Timur yang diduduki. (st/ptv)


latestnews

View Full Version