View Full Version
Kamis, 25 Apr 2019

AS Dukung Jenderal Pemberontak Khalifa Haftar Serang ibukota Libya Tripoli

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Amerika Serikat telah memberikan dukungan kepada komandan pemberontak Libya Khalifa Haftar dan ofensifnya di Tripoli untuk menggulingkan pemerintah yang diakui PBB di ibukota, menurut Bloomberg mengutip tiga pejabat AS.

Jum'at lalu, Gedung Putih mengungkapkan bahwa Trump berbicara melalui telepon dengan Haftar ketika pasukan Tentara Nasional Libya (LNA) gadungan terus mendorong ke arah Tripoli dengan penembakan berat di bagian selatan ibukota Libya.

Pernyataan Gedung Putih mengatakan bahwa Trump "mengakui peran penting Field Marshal Haftar dalam memerangi terorisme dan mengamankan sumber daya minyak Libya, dan keduanya membahas visi bersama untuk transisi Libya ke sistem politik yang stabil dan demokratis."

Seorang juru bicara Gedung Putih yang menolak untuk diidentifikasi, menggambarkan karakterisasi panggilan telepon antara Haftar dan Trump sebagai tidak akurat tanpa menjelaskan lebih lanjut, menurut Bloomberg.

Itu terjadi sehari setelah Rusia dan Amerika Serikat menentang uoaya  Inggris di Dewan Keamanan PBB, yang didukung oleh Prancis dan Jerman, untuk menuntut gencatan senjata di Libya.

Seorang mantan Kolonel era Khadafi yang tinggal di pengasingan di Amerika Serikat selama lebih dari dua dekade, Khalifa Haftar kembali selama pemberontakan di Libya yang menggulingkan Khadafi, dimana dia menjadi salah satu komandan pemberontak. Dia telah lama dituduh terkait dengan Badan Intelijen Pusat AS CIA, pertama dari rezim Khadafi, dan kemudian dari komandan pemberontak saingannya. Karena latar belakangnya tersebut, tidak berlebihan jika orang-orang menuduhnya dibayar Amerika.

Haftar terkenal karena kebenciannya dengan kelompok jihadis dan Islamis dan bersumpah  untuk "membersihkan" Libya dari anggota Ikhwanul Muslimin seraya menggambarkan kelompok itu sebagai "penyakit ganas yang berusaha untuk menyebar ke seluruh tulang dari dunia Arab."

Pasukan pimpinan Haftar juga terkenal kejam dan brutal baik terhadap masyarakat sipil atau orang-orang yang mereka anggap sebagai musuh. Salah satu komandannya Mayor Mahmoud Al-Werfalli diburu Interpol atas kejahatan perang karena berada di balik sejumlah eksekusi eksekusi berdarah dingin terhadap setidaknya 33 warga sipil atau pejuang yang terluka dalam tujuh insiden pada tahun 2016 hingga 2017. (st/Aby)


latestnews

View Full Version