View Full Version
Sabtu, 27 Apr 2019

Veteran Perang AS Tabrak Sekelompok Pejalan Kaki yang Dia Kira Muslim

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Seorang veteran perang AS yang bertempur dalam perang melawan Irak akan didakwa dengan kejahatan rasial setelah ia dengan sengaja menabrak sekelompok pejalan kaki yang dia pikir beberapa orang tersebut adalah Muslim, menurut pihak berwenang.

Isaiah Joel Peoples, 34, menghadapi delapan tuduhan percobaan pembunuhan karena melukai delapan orang pada hari Selasa di Sunnyvale, California.

Cedera paling serius adalah seorang gadis keturunan Asia Selatan berusia 13 tahun yang koma dengan trauma otak parah.

"Bukti baru menunjukkan bahwa terdakwa dengan sengaja menargetkan para korban berdasarkan ras mereka dan keyakinannya bahwa mereka beragama Islam," kata kepala polisi Sunnyvale Phan Ngo, Jum'at (26/4/2019).

Peoples tidak menunjukkan penyesalan setelah mobilnya melaju dengan kecepatan tinggi ke kelompok yang sedang berjalan di persimpangan jalan, kata Ngo.

Isaiah Joel Peoples ditahan tanpa jaminan.

Peoples sedang dalam perjalanan ke kelas Alkitab pada hari Selasa di pinggiran Siliconvale, pinggiran kota Sunnyvale ketika dia memberi tahu para penyelidik bahwa dia dengan sengaja masuk ke dalam kelompok pria, wanita dan anak-anak, kata polisi. Gadis berusia 13 tahun itu ditabrak bersama ayah dan saudara lelakinya, yang mengalami luka ringan.

Jay Boyarsky, Kepala Asisten Jaksa Wilayah untuk Santa Clara County, mengatakan dakwaan membawa hukuman seumur hidup di penjara. Dia mengatakan mereka akan mengajukan tuduhan kejahatan rasial jika dibenarkan.

"Ada bukti yang sangat mengerikan dan mengganggu bahwa setidaknya satu atau dua dari korban ini menjadi sasaran berdasarkan pandangan terdakwa tentang apa ras atau agama mereka," katanya.

Saksi Don Draper mengatakan dia berjalan ke mobil Peoples setelah dia jatuh, dan dia menemukan pengemudi itu bergumam, "Terima kasih, Yesus. Terima kasih, Yesus."

Mantan penembak jitu Angkatan Darat AS itu mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD) setelah bertugas di Irak, kata keluarganya. Peoples dikerahkan ke Irak pada 2005 dan 2006.

Para kritikus mengatakan bahwa retorika dan kebijakan Presiden Donald Trump terhadap umat Islam sebelum dan sesudah pemilihannya telah menguatkan kelompok sayap kanan dan mempromosikan kejahatan kebencian anti-Muslim di seluruh negeri. (st/ptv)


latestnews

View Full Version