View Full Version
Rabu, 03 Jul 2019

Serangan Udara Pasukan Haftar Tewaskan Puluhan Orang di Pusat Penahan Migran

TRIPOLI (voa-islam.com) - Lusinan orang tewas dalam serangan udara di sebuah pusat penahanan untuk para pengungsi dan migran di ibukota Libya, Tripoli, menurut pejabat kesehatan dan darurat.

Malek Mersek, juru bicara layanan medis darurat negara, mengatakan 40 orang tewas dan 80 lainnya cedera dalam serangan Selasa malam.

Pusat itu, yang terletak di sebelah kamp militer di pinggiran timur Tajoura, menampung lebih dari 600 orang, tetapi bagian yang diserang menampung sekitar 150 pengungsi pria dan migran dari negara-negara Afrika seperti Sudan, Eritrea dan Somalia.

Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui PBB menyalahkan serangan itu terhadap pasukan pemberontak Libya, Jenderal Khalifa Haftar yang anggotanya dari Tentara Nasional Libya (LNA) berjuang untuk merebut Tripoli selama tiga bulan terakhir.

"Kejahatan ini terjadi setelah pernyataan komandan angkatan udara Tentara Nasional Libya Haftar, Muhammad al-Manfour, dan oleh karena itu dialah yang memikul tanggung jawab hukum dan moral," ujar Menteri Dalam Negeri Fathi Bashagha kepada radio pemerintah al-Wasat.

Pada hari Senin sebelumnya, Manfour mengatakan pemboman udara akan ditingkatkan karena "cara tradisional" untuk "membebaskan Tripoli" telah habis, dan mendesak penduduk untuk menjauh dari apa yang disebutnya "daerah konfrontasi".

Melaporkan dari tempat kejadian setelah serangan udara, Mahmoud Abdelwahed dari Al Jazeera mengatakan bahwa penyelamat sedang mencari korban yang selamat ketika ambulan bergegas masuk untuk memindahkan mereka yang terluka ke pusat medis.

"Sangat tragis di sini, mayat masih di bawah puing-puing," katanya.

"Ini bukan pertama kalinya pasukan Haftar menargetkan pusat itu. Pusat pernah diserang pada bulan April ketika pasukan Haftar memulai kampanye mereka untuk menangkap Tripoli," kata Abdelwahed dari Al Jazeera.

"Sumber militer di pemerintah mengatakan pasukan Haftar melakukan kejahatan perang dengan menargetkan warga sipil dan daerah pemukiman."[fq/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version