View Full Version
Ahad, 07 Jul 2019

Aktivis: Cina Memusnahkan Budaya Etnis Muslim Uighur

ANKARA (voa-islam.com) - Cina menggunakan semua cara yang mungkin dilakukan untuk menghapus identitas etno-religius Uighur, menurut seorang aktivis Uighur di pengasingan.

"Jutaan orang Uighur telah dikurung oleh Cina di kamp-kamp konsentrasi mirip-Nazi di Turkistan Timur," ujar Seyit Tumturk, kepala Majelis Nasional Turkistan Timur, mengatakan Jumat malam, pada peringatan 10 tahun kerusuhan Urumqi.

Beberapa hari kerusuhan hebat meletus pada 5 Juli 2009 di Urumqi, ibukota Daerah Otonomi Uighur Xinjiang di barat laut Cina. Lusinan orang tewas dalam kerusuhan itu dan ratusan orang ditangkap.

Tumturk mengatakan Cina sedang berusaha untuk menghapus identitas Uighur dengan menghancurkan budayanya melalui tindakan seperti melarang alfabet Uighur, menghancurkan masjid, dan menghapus warisan bersejarahnya.

"Anak-anak lelaki kami telah disiksa, anak-anak perempuan kami dipaksa menikah dengan orang Cina Han, dan anak-anak kami telah dikirim ke panti asuhan, hanya karena mereka Muslim Turki," tambahnya.

Selama bertahun-tahun Cina berbohong tentang "kamp kejuruan" meskipun ada laporan dari PBB dan UE, Tumturk menekankan, tetapi akhirnya mengakui keberadaan mereka.

Orang Uighur seharusnya tidak diserahkan pada belas kasihan Cina, ia menekankan.

Wilayah Xinjiang Cina adalah rumah bagi sekitar 10 juta warga Uighur. Kelompok Muslim Turki, yang membentuk sekitar 45% dari populasi Xinjiang, telah lama menuduh otoritas Cina melakukan diskriminasi budaya, agama dan ekonomi mereka.

Hingga satu juta orang, atau sekitar 7% dari populasi Muslim di Xinjiang, telah dipenjara dalam jaringan yang diperluas dari kamp "pendidikan ulang politik", menurut pejabat AS dan pakar PBB.

Dalam sebuah laporan September lalu, Human Rights Watch menuduh pemerintah Cina melakukan "kampanye sistematis pelanggaran hak asasi manusia" terhadap Muslim Uighur di Xinjiang.[fq/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version