View Full Version
Senin, 08 Jul 2019

Amnesty: Perang Narkoba Duterte Merupakan Kejahatan Kemanusiaan

MANILA (voa-islam.com) - Pemerintah Filipina dituduh melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam perang melawan narkoba yang ada di negara itu.

Amnesty International mengatakan dalam sebuah laporan pada hari Senin ini bahwa pemerintah Presiden Rodrigo Duterte terus bertindak sebagai "perusahaan pembunuh berskala besar di mana orang miskin terus membayar harga tertinggi."

Manila dituduh melakukan ribuan pembunuhan ekstra-yudisial dalam perang melawan narkoba ala Duterte.

"[Laporan] menunjukkan polisi beroperasi dengan impunitas total ketika mereka membunuh orang-orang dari lingkungan miskin yang namanya muncul di daftar pengawasan obat yang dibuat di luar proses hukum apa pun," kata kelompok hak asasi manusia itu dalam sebuah pernyataan.

Menurut Amnesty, pemerintah Filipina mengakui sedikitnya 6.600 pembunuhan ada di tangan polisi, sedangkan kelompok hak asasi dan politisi oposisi mengatakan lebih dari 20.000 orang telah terbunuh oleh polisi sejak Duterte menjabat pada 2016.

Menyerukan penyelidikan yang dipimpin PBB ke dalam pembunuhan ekstra-yudisial, Amnesty mengatakan: "Gelombang pembunuhan oleh polisi yang dipicu oleh kampanye anti-narkoba Presiden Filipina Rodrigo Duterte terus mengamuk, menghancurkan hidup dan menghancurkan komunitas."

"PBB harus segera membuka penyelidikan atas pelanggaran HAM berat dan kemungkinan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan sebagai bagian dari perang melawan narkoba," kata Nicholas Bequelin, direktur regional Amnesty International untuk Asia Timur dan Tenggara.

Bequelin meminta Dewan Hak Asasi Manusia PBB bertindak tegas untuk meminta Duterte dan pemerintahnya bertanggung jawab.

Laporan itu mengatakan pembunuhan memiliki pola. "Ini sangat konsisten, ini sebuah skrip. Bahkan, ketika Anda melihat laporan, itu tampak seperti templat," kata pernyataan tersebut.

Pemerintah Filipina telah menyiapkan apa yang disebut "daftar pengawasan obat" yang disusun oleh pihak berwenang di luar prosedur hukum, katanya menambahkan.

"Sistem yang tidak pernah puas dan ganas ini memberikan penghargaan bagi kepatuhan dan pembunuhan membabi buta," kata Amnesty.[fq/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version