View Full Version
Sabtu, 20 Jul 2019

India dan Filipina Minta Iran Bebaskan Awak Kapal Warga Negara Mereka yang Ditangkap IRGC

MANILA, FILIPINA (voa-islam.com) - Pemerintah India dan Filipina berupaya agar Iran membebaskan warga negara mereka yang berada di atas kapal tanker berbendera Inggris yang dirampas oleh Iran di Teluk.

Juru bicara kementerian luar negeri India, Raveesh Kumar, mengatakan pada hari Sabtu (20/7/2019) para diplomatnya “berhubungan dengan Pemerintah Iran untuk menjamin pembebasan awal dan pemulangan” dari 18 anggota awak India di Stena Impero.

Sementara itu Filipina juga mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka akan meminta Iran untuk membebaskan seorang anggota awak kapal tanker berbendera Inggris asal negara itu yang ditangkap oleh Korps Pengawal Revolusi Syi'ah Iran (IRGC).

Stena Impero milik Swedia ditangkap di Selat Hormuz pada hari Jum'at karena bertabrakan dengan perahu nelayan, klaim pihak berwenang Syi'ah Iran, ketika ketegangan meningkat di jalur air utama untuk pasokan minyak dunia.

Departemen luar negeri Filipina mengatakan salah satu awak kapal adalah warga negara Filipina, dan yang lainnya adalah 18 warga India, tiga Rusia dan satu Latvia.

Agen yang memasok awak Filipina mengatakan kepada Manila bahwa tidak ada yang dilaporkan cedera ketika kapal itu menuju pantai Iran pada Jum'at, kata departemen itu dalam sebuah pernyataan.

"Duta Besar (Filipina) untuk Iran Fred Santos sedang menghubungi pihak berwenang Iran untuk meminta jaminan bahwa pelaut Filipina itu aman dan akan segera dibebaskan," katanya, seraya menambahkan keluarga anggota awak yang tidak dikenal itu telah diberitahu.

Pihak berwenang Syi'ah Iran mengatakan kapal tanker itu telah berlabuh di pelabuhan Bandar Abbas dengan semua 23 awaknya.

Inggris mengatakan kapal kedua juga telah ditangkap di Teluk Persia - Mesdar yang berbendera Liberia.

Pemilik Inggris Mesdar mengatakan kapalnya dinaik sebentar oleh personel bersenjata, tetapi bebas untuk pergi dan bahwa semua kru "aman dan baik-baik saja".

Ketegangan di Teluk melonjak dalam beberapa pekan terakhir, dengan Presiden AS Donald Trump pada Juni membatalkan serangan udara terhadap Iran pada menit terakhir setelah Teheran menjatuhkan drone AS, dan menyalahkan Iran atas serangkaian serangan tanker.

Washington telah menaikkan sanksi terhadap Teheran setelah AS secara sepihak menarik diri dari kesepakatan tahun 2015 di mana Iran setuju untuk membatasi kegiatan pengembangan nuklirnya yang sensitif dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi yang melumpuhkan. (st/AFP)


latestnews

View Full Version