View Full Version
Sabtu, 27 Jul 2019

PBB: Serangan Terhadap Warga Sipil di Barat Laut Suriah adalah Kejahatan Perang

NEW YORK (voa-islam.com) - Kepala hak asasi manusia PBB mengatakan serangan yang disengaja terhadap warga sipil di Suriah barat laut adalah kejahatan perang, merujuk pada serangan terbaru oleh rezim Bashar al-Assad dan sekutunya.

Dalam sebuah pernyataan video oleh Michelle Bachelet yang dirilis oleh PBB pada hari Jumat kemarin, Bachelet menyerukan kepada agar ada kepedulian internasional terhadap meningkatnya jumlah korban sipil yang disebabkan oleh serangan udara berturut-turut di Idlib dan bagian lain dari Suriah utara.

"Terlepas dari seruan berulang-ulang oleh PBB untuk menghormati prinsip kehati-hatian dan perbedaan dalam perilaku permusuhan, kampanye terakhir tanpa henti oleh pemerintah [rezim Bashar al-Assad] ini dan sekutunya terus mengenai fasilitas medis, sekolah dan infrastruktur sipil lainnya seperti pasar dan toko roti, "kata pernyataan itu, yang dibaca oleh juru bicara Rupert Colville.

Pernyataan itu menambahkan bahwa semakin tidak mungkin bahwa target-target ini terkena secara tidak sengaja, mengingat pola yang terus-menerus.

"Serangan yang disengaja terhadap warga sipil adalah kejahatan perang dan mereka yang telah memerintahkan atau melaksanakannya bertanggung jawab secara pidana atas tindakan mereka," tegas Bachelet.

Sedikitnya 12 warga sipil tewas dalam serangan udara Rusia Kamis di daerah perumahan di zona de-eskalasi di Suriah barat laut.

Daerah yang termasuk dalam zona de-eskalasi di provinsi Idlib, Hama dan Aleppo menjadi sasaran serangan udara rezim dan Rusia yang intens, serta penembakan.

Korban tewas di zona de-eskalasi sejak Senin telah meningkat menjadi 79.

Turki dan Rusia sepakat September lalu untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi di mana tindakan agresi secara tegas dilarang.

Namun, rezim Suriah dan sekutu-sekutunya secara konsisten telah melanggar ketentuan-ketentuan gencatan senjata, dengan sering melancarkan serangan di dalam zona de-eskalasi.[fq/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version