View Full Version
Selasa, 30 Jul 2019

Pasukan Pemerintah dan NATO Lebih Banyak Tewaskan Warga Sipil Afghanistan Dibanding Taliban

KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Lebih banyak warga sipil Afghanistan terbunuh oleh pasukan Afghanistan dan NATO daripada oleh Taliban dan jihaadis lain pada paruh pertama 2019, menurut angka-angka PBB, menunjukkan bahwa temuan serupa untuk kuartal pertama tahun ini bukan blip.

Sebagian besar korban sipil tampaknya ditimbulkan selama operasi Afghanistan dan NATO terhadap jihadis, seperti serangan udara dan serangan malam hari di tempat persembunyian mereka.

Laporan oleh misi PBB di Afghanistan mengatakan 403 warga sipil tewas oleh pasukan Afghanistan dalam enam bulan pertama tahun ini dan 314 lainnya oleh pasukan internasional, total 717. Pada periode yang sama, 531 tewas oleh Taliban, afiliasi Islamic State dan kelompok jihadis lainnya.

Dikatakan 300 dari mereka yang terbunuh oleh jihadis menjadi sasaran langsung baik itu para pejabat sipil pemerintah atau pun warga yang berkolaborasi dengan rezim Kabul. Taliban telah melakukan serangan hampir setiap hari, terutama menargetkan pasukan keamanan.

Pada bulan April, PBB menerbitkan angka untuk tiga bulan pertama tahun 2019 dengan garis atas yang sama. Itu adalah pertama kalinya pasukan pro-pemerintah menyebabkan sebagian besar kematian sejak PBB mulai melacak korban sipil di Afghanistan lebih dari satu dekade lalu.

Taliban telah menolak seruan untuk gencatan senjata ketika mereka mengadakan pembicaraan dengan AS yang bertujuan mengakhiri perang 18 tahun. Sementara itu, afiliasi Islamic  State telah meluncurkan serangan yang menargetkan Taliban, pasukan keamanan dan juga minoritas Syi'ah.

Tidak ada komentar segera dari pemerintah Kabul, militer Afghanistan atau pasukan koalisi internasional tentang laporan PBB.

AS secara resmi mengakhiri misi tempurnya di Afghanistan pada 2014 tetapi masih memberikan dukungan udara luas dan lain kepada pasukan lokal.

"Para pihak yang terlibat konflik dapat memberikan penjelasan yang berbeda untuk tren terbaru tersebut, masing-masing dirancang untuk membenarkan taktik militer mereka sendiri," kata Richard Bennett, kepala hak asasi manusia dari misi bantuan PBB di Afghanistan, yang merilis laporan tersebut Selasa (30/7/2019).

Dia mengatakan situasi untuk rakyat biasa Afghanistan akan ditingkatkan "tidak hanya dengan mematuhi hukum humaniter internasional tetapi juga dengan mengurangi intensitas pertempuran".

Laporan itu mengatakan jumlah kematian dan cedera warga sipil turun seperempat dari Januari hingga Juni 2019 dibandingkan dengan waktu yang sama tahun lalu, ketika korban berada pada titik tertinggi sepanjang masa. Korban sipil yang disebabkan oleh jihadis turun 43%.

Laporan itu mengatakan satu dari tiga korban disebabkan oleh pertempuran darat dan yang kelima disebabkan oleh bom pinggir jalan. Operasi udara menyumbang sekitar 14% dari korban. (st/TGRD)


latestnews

View Full Version