View Full Version
Rabu, 31 Jul 2019

Junta Militer Sudan Perintahkan Penutupan Sekolah Ketika Keteganan Meningkat

KHARTOUM, SUDAN (voa-islam.com) - Para pejabat di Sudan telah memerintahkan penutupan sekolah di seluruh negara itu di tengah meningkatnya ketegangan atas pembunuhan lima siswa.

Penembak jitu diduga menembak mati lima siswa sekolah menengah ketika mereka mengambil bagian dalam demonstrasi menentang harga bahan bakar dan roti di Kota al-Obeid pada hari Senin.

Selasa (30/7/2019) malam, pihak berwenang memerintahkan semua sekolah di seluruh negeri untuk menangguhkan pelajaran.

"Perintah telah diberikan kepada gubernur semua negara bagian untuk menutup taman kanak-kanak, sekolah dasar, dan sekolah menengah mulai besok (Rabu) hingga pemberitahuan lebih lanjut," kata kantor berita resmi SUNA, mengikuti arahan yang dikeluarkan oleh dewan militer yang berkuasa.

Di jalan-jalan di ibukota, Khartoum, kerumunan siswa bersatu, melambaikan bendera dan meneriakkan, "Orang-orang ingin memperjuangkan hak-hak para martir."

“Kami diam sepanjang waktu dan mereka membunuh kami,” kata Enas Saifeddine, seorang siswa sekolah menengah berusia 16 tahun. "Lima siswa al-Obeid terbunuh karena mereka meminta sesuatu yang mendasar seperti makanan, air, dan listrik."

Pembunuhan itu, yang telah menyebabkan kemarahan di seluruh negeri dan di luar, dikaitkan dengan kelompok paramiliter suku yang dikenal sebagai Pasukan Dukungan Cepat (RSF).

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyerukan penyelidikan atas pembunuhan tersebut. Badan anak-anak PBB, UNICEF, telah mendesak para pejabat Sudan "untuk menyelidiki dan meminta pertanggungjawaban semua pelaku kekerasan terhadap anak-anak."

Sementara itu, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, kepala dewan militer yang berkuasa, telah mengutuk pembunuhan tersebut.

“Apa yang terjadi di al-Obeid sangat menyedihkan. Membunuh warga sipil yang damai adalah kejahatan yang tidak dapat diterima yang membutuhkan pertanggungjawaban segera, ”katanya kepada wartawan, yang dikutip oleh televisi pemerintah.

Dewan militer telah berkuasa sejak April, ketika para jenderal menggulingkan presiden lama Omar al-Bashir di tengah-tengah protes terhadapnya.

Tetapi warga Sudan tidak berhenti memprotes. Mereka sejak itu menyatakan ketidaksetujuan mereka terhadap pemerintahan militer dalam demonstrasi di seluruh negeri. Bashir sendiri telah naik ke tampuk kekuasaan dalam sebuah kudeta. (st/ptv)


latestnews

View Full Version