View Full Version
Kamis, 15 Aug 2019

Putra Syaikh Salman Al-Audah: Ayah Saya Berpotensi Dieksekusi Mati

RIYADH (voa-islam.com) - Potensi eksekusi oleh otoritas Saudi terhadap ulama yang ditahan Syaikh Salman al-Audah akan sama dengan "pembunuhan yang disetujui negara", ungkap putranya, Abdullah memperingatkan.

Dalam sebuah opini yang diterbitkan di surat kabar Guardian pada hari Selasa lalu, Abdullah al-Audah mengatakan penangkapan dan kemungkinan eksekusi ayahnya adalah bagian dari upaya bersama Arab Saudi untuk meredam perbedaan pendapat dan membungkam aktivis politik dan pembela hak asasi manusia.

Seorang ulama yang diakui secara internasional yang digambarkan oleh para ahli PBB sebagai seorang reformis, Salman al-Audah ditangkap pada September 2017 atas sebuah tweet di mana ia menyerukan rekonsiliasi dengan Qatar, menurut Human Rights Watch (HRW).

"Sejak Mohammed bin Salman [MBS] berkuasa di Arab Saudi pada tahun 2017 tampaknya ada peningkatan yang nyata dalam jumlah eksekusi," tulis Abdullah al-Awdah dalam opininya.

"Pada 2010, hanya ada 27 yang dikonfirmasi. Pada 2015, 158 orang dieksekusi, yang sebagian besar telah berpartisipasi dalam protes musim semi Arab beberapa tahun sebelumnya."

"Tapi tahun ini sudah ada 134 korban, dengan setidaknya 24 lebih berisiko dieksekusi, termasuk ayah saya."

Dalam opini hari Selasa, Abdullah al-Audah menyesalkan kondisi keras ayahnya ditahan, menekankan bahwa anggota keluarga juga dihukum.

"Sejak penangkapannya, dia ditahan di sel isolasi, sampai hari ini. Dia telah dianiaya, diborgol, ditutup matanya dan dirantai di dalam selnya, dan dilarang tidur dan tanpa obat-obatan," tulisnya.

"Tujuh belas anggota keluarga saya telah dilarang bepergian, paman saya Khaled ditangkap karena dia men-tweet tentang ayah saya, dan saya diminta oleh Kedutaan Besar Saudi di Washington untuk kembali ke Arab Saudi untuk 'memperbarui paspor saya', yang telah beku."

Pada persidangan di bulan Mei, jaksa penuntut umum Arab Saudi meminta hukuman mati untuk Salman al-Audah dengan tuduhan termasuk "menyebarkan perselisihan dan hasutan terhadap penguasa".

Pada akhir Juli, pengadilan menunda persidangan Salman al-Awdah hingga November.

Pada 1990-an, Salman al-Audah adalah pemimpin gerakan Shahwah, yang mengkritik pemerintah Saudi dan menyerukan perubahan politik di negara itu. Sebagai hasil dari aktivisnya, Salman al-Audah dijebloskan ke penjara dari 1994 hingga 1999.[aljz/fq/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version