View Full Version
Kamis, 15 Aug 2019

Ratusan Karwayan Google Tolak Kerjasama dengan Bea Cukai AS

NEW YORK (voa-islam.com) - Lebih dari 350 karyawan Google menulis surat terbuka kepada perusahaan, menuntut Google tidak bekerja dengan Patroli Bea Cukai dan Perbatasan AS (CBP) karena perlakuannya terhadap para migran di perbatasan selatan negara itu.

Surat , yang ditulis oleh 365 karyawan Google dan 35 pendukung pada hari Rabu kemarin, juga menuntut perusahaan untuk tidak bekerja dengan Immigration and Customs Enforcement (ICE) dan Office of Refugee Resettlement (ORR), menuduh ketiga agen itu melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

"Kami menuntut agar Google secara terbuka berkomitmen untuk tidak mendukung CBP, ICE, atau ORR dengan infrastruktur, pendanaan, atau sumber daya rekayasa apa pun, langsung atau tidak langsung, sampai mereka berhenti terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia," tulis isi surat tersebut.

"[Mereka] mengurung dan melukai para pencari suaka, memisahkan anak-anak dari orang tua, menahan para pengungsi dan warga AS secara ilegal, dan melakukan sistem pelecehan dan penelantaran memfitnah yang telah menyebabkan kematian setidaknya 7 anak di kamp-kamp tahanan," lanjut surat itu yang mencantumkan semua karyawan yang menandatanganinya.

"Pelanggaran ini ilegal berdasarkan hukum hak asasi manusia internasional, dan tidak bermoral dengan standar apa pun."

Surat itu ditulis mengikuti rencana CBP untuk menemukan perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan cloud computing yang sangat besar.

Google adalah salah satu penyedia komputasi awan terbesar di dunia.

"Dalam bekerja dengan CBP, ICE, atau ORR, Google akan memperdagangkan integritasnya untuk sedikit keuntungan, dan bergabung dengan garis keturunan yang memalukan," tambah surat tersebut.

"Kami hanya perlu melihat peran IBM yang bekerja dengan Nazi selama Holocaust untuk memahami peran yang dapat dimainkan teknologi dalam mengotomatisasi kekejaman massal."

Selama Perang Dunia II, perusahaan komputer AS IBM menjual mesin kartu punch yang digunakan oleh rezim Nazi Jerman untuk mengatur deportasi dan pembunuhan massal di kamp konsentrasi dengan lebih baik.

"Sejarah sudah jelas: waktu untuk mengatakan TIDAK sekarang. Kami menolak untuk terlibat. Tidak masuk akal bahwa Google, atau perusahaan teknologi lainnya, akan mendukung lembaga yang terlibat dalam menyiksa orang yang rentan," kata karyawan Google.

"Dan kita tidak sendirian - dunia mengawasi dan fakta-faktanya jelas. Kami berdiri bersama para pekerja dan pendukung di seluruh industri yang menuntut agar industri teknologi menolak untuk menyediakan infrastruktur bagi kekejaman massal."[aljz/fq/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version