View Full Version
Senin, 19 Aug 2019

Thailand Tolak Tuntutan Kelompok Pejuang Muslim Melayu untuk Membebaskan Para Tahanan

BANGKOK, THAILAND (voa-islam.com) - Seorang wakil perdana menteri Thailand pada Senin (19/8/2019) menolak tuntutan yang dibuat oleh kelompok pejuang Muslim Melayu untuk membebaskan mereka yang ditahan terkait dugaan hubungan dengan perjuangan bersenjata yang telah berlangsung lama di Thailand selatan yang sebagian besar Muslim  sebagai prasyarat untuk pembicaraan formal.

Pejabat Barisan Revolusi Nasional (BRN) bertemu dengan delegasi Thailand di lokasi yang dirahasiakan di Asia Tenggara pada hari Jum'at dan menuntut pembebasan para tahanan, kata pemimpin kelompok itu kepada Reuters dalam wawancara yang jarang dilakukan.

Perjuangan kemerdekaan bersenjata di wilayah berbahasa Melayu di negara yang mayoritas beragama Budha itu telah menewaskan sekitar 7.000 orang selama 15 tahun terakhir dan telah berkobar selama beberapa dekade.

“Bagaimana kamu bisa mengatakan itu? Semuanya harus mengikuti prosedur peradilan, "Wakil Perdana Menteri Thailand Prawit Wongsuwan mengatakan kepada wartawan pada hari Senin ketika ia ditanya tentang permintaan BRN.

BRN juga menuntut agar pemerintah Thailand melakukan penyelidikan transparan terhadap dugaan penyiksaan oleh pasukan keamanan setelah tuduhan bahwa seorang pria dari selatan, Abdullah Isamusa, 32, mengalami koma setelah diinterogasi oleh militer.

Militer mengklaim pihak berwenang sedang menyelidiki dan sejauh ini tidak ada bukti penyiksaan.

BRN, kelompok perjuang bersenjata paling aktif di selatan, telah memilih untuk tetap keluar dari pembicaraan damai antara pemerintah Thailand dan kelompok-kelompok pejuang Melayu lainnya, meskipun mengatakan mereka mengadakan dua pertemuan sebelumnya dalam beberapa tahun terakhir.

Provinsi Yala, Patani, dan Narathiwat adalah bagian dari kesultanan Muslim Melayu yang merdeka sebelum kerajaan Budha Thailand mencaploknya pada tahun 1909. (st/AN)


latestnews

View Full Version