View Full Version
Rabu, 04 Sep 2019

Saudi Akan Tingkatkan Kehadiran Pasukan di Yaman untuk Cegah Perang antara Pemerintah dan Separatis

SHABWA, YAMAN (voa-islam.com) - Arab Saudi akan meningkatkan kehadiran pasukannya di Yaman, ketika Riyadh berupaya menahan bentrokan antara pasukan pro-pemerintah dan separatis yang didukung UEA di selatan negara itu, menurut laporan lembaga itu.

Pasukan Saudi memasuki provinsi Shabwa dengan kendaraan lapis baja selama akhir pekan, Reuters melaporkan pada hari Selasa 3/9/2019), sebuah daerah yang telah melihat bentrokan intens antara pasukan pemerintah pro-Yaman dan separatis selatan yang didukung UEA.

Riyadh ingin memperkuat kehadirannya di Shabwa dan Aden, di mana pasukan separatis - yang ingin mendirikan negara di selatan - telah mencoba memperluas pengaruh mereka, yang mengarah ke pertumpahan darah.

"Pasukan Saudi tiba di Shabwa dan mulai bekerja dengan pemerintah setempat untuk de-eskalasi dan gencatan senjata. Semua pihak menanggapi positif seruan koalisi," kata juru bicara koalisi Kolonel Turki al-Malki pada hari Senin.

UEA dan Arab Saudi adalah dua kekuatan utama dalam koalisi negara-negara Arab yang berusaha untuk mencabut pemberontak Houthi dari ibukota Sanaa.

Ketegangan meningkat setelah UEA mengatakan akan menarik pasukannya dari negara yang dilanda perang tersebut dan meningkatkan dukungannya untuk milisi separatis selatan yang menentang pemerintah Yaman yang berbasis di Riyadh.

Milisi yang terhubung dengan Dewan Transisi Selatan telah memperluas kehadiran mereka di kota-kota seperti Sanaa setelah penarikan pasukan Emirat selama sebulan terakhir.

Dengan berita tentang bala bantuan Saudi di selatan Yaman, para pejuang separatis telah mundur ke kota Aden untuk meningkatkan pertahanan.

Yaman telah berperang sejak pemberontak Syi'ah Houtsi merebut ibukota Sana'a pada 2014, memaksa pemerintah untuk melarikan diri ke selatan.

Pasukan koalisi yang dipimpin Saudi melakukan intervensi pada Maret 2015 untuk mendukung pemerintahan Abdu Rabbo Mansour Hadi dan membalikan keuntungan pemberontak Syi'ah Houtsi yang menjadi kaki tangan Iran. (st/TNA)


latestnews

View Full Version