View Full Version
Sabtu, 04 Jan 2020

AS Kerahkan 3000 Tentara Tambahan ke Timur Tengah Setelah Membunuh Qaseem Soleimani

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - AS mengerahkan sekitar 3.000 tentara tambahan ke Timur Tengah setelah menewaskan seorang jenderal top Iran, menurut beberapa laporan yang diterbitkan Jum'at (3/1/2020), Anadolu Agency melaporkan.

Pengerahan baru itu akan mencakup tentara dari Divisi Lintas Udara ke-82 Angkatan Darat, kata laporan itu mengutip pejabat pertahanan dan militer anonim.

Mereka akan dikirim ke Irak dan Kuwait, menurut NBC News.

Qassem Soleimani, kepala Pasukan elit Quds yang merupakan kepala arsitek operasi Timur Tengah Iran, tewas Jum'at pagi dala, sebuah serangan udara AS di luar bandara Baghdad. Abu Mahdi al-Muhandis, komandan senior milisi Syi'ah brutal Unit Mobilisasi Populer (PMU) Irak juga tewas dalam serangan udara itu.

Pembunuhan Soleimani menandai peningkatan dramatis dalam ketegangan antara AS dan Iran, yang sering berada di puncaknya sejak Presiden Donald Trump memilih pada tahun 2018 untuk secara sepihak menarik AS dari pakta nuklir  kekuatan-kekuatan dunia dengan Teheran.

Pemimpin Tertinggi Iran Ali Kamenei, yang memberi Soleimani kehormatan tertinggi negara itu tahun lalu, sesumbar akan memberikan "pembalasan hebat" sebagai tanggapan atas pembunuhannya ketika Trump menghantam dengan nada menantang yang keras.

Menyusul kematian seorang kontraktor Amerika dalam serangan roket di pangkalan AS di Irak, Washington melakukan serangkaian serangan pada hari Ahad yang menyebabkan kematian sedikitnya 25 pejuang dari kelompok milisi Syi'ah Kataib Hezbolata yang didukung Iran.

Serangan itu adalah serangan besar pertama oleh AS terhadap kelompok yang terkait Iran sejak penarikan pasukan dari Irak pada 2011.

Kedutaan AS di Baghdad kemudian diserang oleh kerumunan besar milisi Syi'ah yang marah pada hari Selasa, yang menyebabkan perselisihan dua hari antara pasukan AS dan pengunjuk rasa.

Pentagon menuduh Soleimani merencanakan serangan kedutaan dan berencana untuk melakukan serangan tambahan terhadap diplomat AS dan anggota layanan di Irak dan wilayah tersebut.

Trump mengatakan Soleimani berada di belakang kematian dan luka-luka ribuan orang Amerika, dan mengatakan "dia secara langsung dan tidak langsung bertanggung jawab atas kematian jutaan orang, termasuk sejumlah besar PROTESTER baru-baru ini yang terbunuh di Iran sendiri."

Meskipun Iran "tidak dapat dengan benar" mengakuinya, Soleimani "dibenci dan ditakuti" di negara itu, presiden AS mengatakan dalam serangkaian tweet.

"Dia seharusnya dibunuh bertahun-tahun yang lalu!" Trump menambahkan. (MeMo)


latestnews

View Full Version