View Full Version
Senin, 10 Feb 2020

Pasukan Rezim Teroris Assad Gali dan Hancurkan Kuburan Muslim Sunni di Idlib

IDLIB, SURIAH (voa-islam.com) - Kebiadaban pasukan rezim teroris Assad tidak hanya berlaku pada mahluk hidup namun juga benda tidak bernyawa. Setelah beberapa waktu lalu mereka mengeksekusi seorang kakek gila saat merebut kota Maarat Al-Nu'man, kini kuburan di salah satu pemakaman kota yang telah mereka rebut dari oposisi juga dihancurkan digali.

Video-video telah muncul menunjukkan pasukan pemerintah Suriah menghancurkan kuburan Muslim Sunni di kota Khan al-Sabil, di provinsi Idlib, di mana rezim berjuang untuk mendapatkan kontrol atas provinsi yang dikuasai oposisi.

Pengguna Twitter “Mr. Revinsky ”membagikan sebuah video tentang beberapa pria yang mengenakan pakaian militer rezim Suriah menghancurkan batu nisan dengan batu. Beberapa pria terlihat menendang batu nisan juga. Seorang lelaki lain terlihat sedang menggali kuburan dengan sekop.

"Setelah 9 tahun, ini adalah yang terbaik yang ditawarkan oleh #Assad kepada warga Suriah," kata Mr. Revinky dalam tweet itu.

Video lain yang dibagikan oleh pengguna Beritan menunjukkan hampir semua kuburan di sebuah pemakaman dihancurkan. Seorang pria dalam video dapat terdengar mengatakan, "Hati-hati, ada banyak kuburan terbuka ... hati-hati jangan sampai tergelincir."

Rezim teroris Assad mengumumkan pada hari Minggu bahwa mereka telah merebut kembali lebih dari 600 kilometer persegi wilayah sejauh ini dalam kampanyenya di provinsi Idlib.

Wilayah Idlib adalah rumah bagi sekitar tiga juta orang, setengah dari mereka diusir oleh pasukan rezim dari bagian lain negara itu setelah pasukan teroris Assad mengurung kota-kota yang dikendalikan oleh oposisi dan membombardir mereka dengan serangan udara.

Tentara Suriah telah mengambil kendali atas puluhan kota dan desa dalam beberapa hari terakhir sebagai bagian dari kampanye tersebut, kata sebuah pernyataan dari angkatan bersenjata.

Rezim Suriah telah membombardir daerah di sekitar kota strategis Saraqib, Idlib, yang merupakan persimpangan dua jalan raya utama antara ibu kota Damaskus dan kota kedua Aleppo.

Bentrokan itu juga menegangkan hubungan antara Rusia, yang mendukung rezim tersebut, dan Turki, yang mendukung kelompok-kelompok oposisi di daerah itu. (Aby)


latestnews

View Full Version