View Full Version
Kamis, 09 Apr 2020

Koalisi Pimpinan Saudi Umumkan Gencatan Senjata 2 Pekan di Yaman dalam Upaya Perangi Pendemi Corona

RIYAHD, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Koalisi militer pimpinan-Saudi yang memerangi pemberontak Syi'ah Houtsi Yaman menyatakan gencatan senjata dua pekan di negara itu dimulai pada hari Kamis (9/4/2020), dalam upaya untuk memerangi penyebaran virus korona yang mematikan, kata seorang pejabat Saudi.

Gencatan senjata sepihak menyusul peningkatan pertempuran antara pihak-pihak yang bertikai meski ada seruan oleh PBB untuk ketenangan dalam kekerasan untuk melindungi warga sipil dari pandemi virus Corona di negara termiskin di dunia Arab tersebut.

"Kami mengumumkan gencatan senjata mulai (Kamis) selama dua pekan," kata pejabat itu kepada wartawan, Rabu.

"Kami mengharapkan Houtsi akan menerima. Kami sedang mempersiapkan tanah untuk melawan COVID-19" di Yaman.

Gencatan senjata sepihak akan dimulai pada 09:00 waktu setempat pada hari Kamis, katanya.

Tidak ada reaksi langsung dari pemberontak Syi'ah kaki tangan Iran tersebut.

Koalisi berkomitmen untuk gencatan senjata dua minggu tetapi masih memiliki hak untuk mempertahankan diri jika diserang, kata pejabat Saudi itu.

Gencatan senjata dapat diperpanjang jika pemberontak Syi'ah Houtsi merespons "secara positif" terhadap isyarat itu, ia menambahkan.

Langkah itu bertujuan menciptakan "kondisi yang menguntungkan" untuk pertemuan yang diawasi PBB antara pemerintah Yaman yang didukung Riyadh, pemberontak Syi'ah yang didukung Iran dan koalisi untuk membuka jalan bagi gencatan senjata permanen di Yaman, kata juru bicara koalisi Turki al-Maliki.

Ini adalah kesempatan untuk mencapai "gencatan senjata yang komprehensif dan abadi di Yaman", Maliki mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Badan Pers Saudi.

Koalisi militer yang dipimpin Saudi telah aktif dalam konflik Yaman dalam mendukung pemerintah yang diakui secara internasional sejak 2015.

Sistem perawatan kesehatan Yaman yang rusak sejauh ini tidak mencatat kasus penyakit COVID-19, tetapi kelompok-kelompok bantuan telah memperingatkan bahwa ketika itu terjadi, dampaknya akan menjadi bencana besar.

Negara ini sudah dicekam oleh apa yang oleh PBB disebut sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia. (MeMo)


latestnews

View Full Version