View Full Version
Sabtu, 18 Apr 2020

AS Kerahkan Pasukan Rahasia untuk Amankan Ibukota Negara dari Dampak Krisis Akibat Wabah COVID-19

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Para pejabat pemerintah AS di Washington, DC sedang mempersiapkan epidemi virus Corona di ibukota yang mirip dengan New York, yang berpotensi melumpuhkan pemerintah, menurut laporan media AS.

Walikota Distrik Columbia Muriel Bowser pada hari Jum'at (17/4/2020) memerintahkan perpanjangan satu bulan keadaan darurat atas pandemi COVID-19, karena kasus-kasus di wilayah tersebut tumbuh dengan cepat.

Ada lebih dari 20.000 pasien dengan kasus yang dikonfirmasi dari virus Corona di ibukota dan negara bagian tetangga Virginia dan Maryland pada Kamis malam, sebuah angka yang dua kali lipat hanya dalam satu pekan, menurut The Washington Post.

Satuan tugas militer rahasia yang bertugas mengamankan Washington diaktifkan pada 16 Maret untuk menangani krisis kesehatan masyarakat, kata Newsweek dalam sebuah laporan, Kamis.

Dibuat pada tahun 2004, Satuan Tugas Gabungan Wilayah Ibu Kota Nasional (JTF-NCR) bertanggung jawab atas keamanan Washington dan kota-kota sekitarnya di Virginia dan Maryland.

Gugus tugas tersebut bertugas memfasilitasi kesinambungan pemerintahan, khususnya memindahkan para pemimpin sipil dan militer ke lokasi-lokasi rahasia ketika perintah diberikan untuk mengevakuasi kota.

"Tidak ada yang ingin berbicara tentang evakuasi, terutama ketika tidak ada tempat untuk pergi," kata seorang perwira senior militer yang tidak disebutkan namanya kepada Newsweek.

Amerika Serikat, dengan populasi terbesar ketiga di dunia, kini telah menderita jumlah terbesar kematian yang dilaporkan akibat dari virus Cina mematikan Corona baru di depan Italia dan Spanyol.

Lebih dari 670.000 orang di AS telah terinfeksi virus Corona dan lebih dari 33.000 orang meninggal pada Jum'at pagi, menurut penghitungan Reuters.

Beberapa lusin pemrotes berkumpul di ibu kota negara bagian Richmond, Richmond, Virginia, pada hari Kamis untuk menentang mandat Gubernur Ralph Northam untuk memerangi pandemi, yang terbaru dalam serangkaian demonstrasi pekan ini di seluruh AS.

Ketika rasa frustrasi mereka dengan kehidupan di bawah karantina tumbuh, para pengunjuk rasa mulai secara terbuka menentang aturan-aturan jarak sosial dalam upaya untuk menekan gubernur negara bagian untuk melonggarkan mereka.

Lebih dari 90 persen orang Amerika berada di bawah perintah tinggal di rumah untuk mencegah penyebaran virus, memaksa perusahaan, toko dan restoran untuk menutup pintu mereka, membuat sekitar 22 juta orang keluar dari pekerjaan.

Presiden Donald Trump, yang berada di bawah tekanan besar atas responsnya yang lambat dan tidak memadai terhadap wabah itu, sedang mendorong untuk membuka kembali ekonomi AS.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, setiap negara bagian AS berada di bawah deklarasi bencana karena pandemi virus Corona. Deklarasi bencana federal mengizinkan pendanaan untuk negara bagian, teritori dan pemerintah daerah. (ptv)


latestnews

View Full Version