Ismail Haniyeh Minta Raja Salman Bebaskan Tahanan Palestina di Saudi yang Dituduh Pendukung Hamas

JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh telah meminta Arab Saudi untuk membebaskan tahanan Palestina yang dituduhnya sebagai pendukung Hamas.

Penangkapan diintensifkan pada tahun 2019 dan belum ada komentar resmi dari pemerintah Saudi tentang penangkapan atau persidangan.

"Kita semua berharap bahwa saudara-saudara di Arab Saudi akan mempertimbangkan kembali untuk menangkap orang-orang Palestina yang mereka miliki, karena kami prihatin dengan mempertahankan hubungan baik dengan semua negara Arab."

"Kami menyerukan Raja Salman untuk membebaskan para tahanan Palestina di Arab Saudi," tambahnya, langsung menyapa Raja Arab Saudi.

Dia menekankan bahwa para tahanan ini hanya melakukan kegiatan amal dan dakwaan terhadap mereka "tidak menguntungkan, menyakitkan dan tidak terduga."

Haniyeh juga menekankan penolakan terhadap lonjakan normalisasi Arab dengan Israel, yang diikuti Arab Saudi, tetapi menambahkan penekanan Sudan, dengan mengatakan "kepada saudara-saudara kita di Sudan, jangan menjadikan negara Anda pintu gerbang menuju normalisasi Israel."

Sudan adalah negara Arab terbaru yang mengambil langkah untuk menormalkan hubungan dengan Israel.

Hubungan antara Hamas dan Arab Saudi telah dingin dalam beberapa tahun terakhir.

Hamas telah mencoba untuk mempertahankan hubungan yang seimbang dengan Arab Saudi meskipun ada gesekan antara kebijakan mereka pada sejumlah masalah regional dan internasional.

Namun hubungan memburuk sejak naiknya Mohammed bin Salman ke kekuasaan, sekarang putra mahkota, yang telah mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menormalkan hubungan dengan Israel, keberadaan yang Hamas tolak untuk mengakui.

Gerakan Palestina lebih bergantung pada saingan regional Arab Saudi, Iran untuk dana, senjata dan keahlian, bersama dengan Turki dan Qatar untuk dukungan diplomatik sayap politik mereka. (TNA)