View Full Version
Jum'at, 22 May 2020

Polisi India Pukuli Secara Brutal Seorang Pengacara Hindu Karena Mengira Dia Muslim

GUJARAT, INDIA (voa-islam.com) - Seorang pengacara Hindu India yang dipukuli oleh polisi mengatakan bahwa para petugas tersebut mengakui menyerangnya hanya karena mereka mengira dia seorang Muslim.

Deepak Bundele "secara brutal" dipukuli oleh dua petugas polisi ketika dia dalam perjalanan ke rumah sakit pada akhir Maret di Betul, sebuah kota di negara bagian India tengah Madhya Pradesh.

Dua bulan kemudian, para petugas polisi tersebut masih berusaha membuatnya menarik kembali pernyataannya, kata Bundele kepada The Wire.

Sebagai bagian dari upaya mereka untuk membuat Bundele menarik pernyataannya, pejabat polisi mengatakan kepada pengacara itu bahwa ia dipukuli karena petugas yang terlibat mengira ia adalah seorang Muslim.

Pernyataan itu dapat didengar dalam rekaman audio yang diduga menunjukkan percakapan Bundele dengan para petugas tersebut.

"Kami benar-benar malu karena kejadian itu. Jika Anda mau, saya bisa membawa para petugas itu dan membuat mereka meminta maaf secara langsung kepada Anda," kata para pejabat itu dalam rekaman yang diterbitkan oleh The Wire.

"Semua orang malu bahwa mereka melakukan sesuatu seperti ini kepada saudara Hindu tanpa mengetahui identitasnya ... Kami tidak memiliki permusuhan terhadap Anda. Setiap kali ada kerusuhan Hindu-Muslim, polisi selalu mendukung orang-orang Hindu; bahkan orang Muslim pun tahu ini. Tetapi apa pun yang terjadi dengan Anda adalah karena ketidaktahuan, "lanjut para pejabat tersebut.

Bundele kemudian bertanya apakah dia dipukuli karena petugas mengira dia adalah seorang Muslim.

"Ya, tepatnya. Kamu memiliki jenggot yang panjang. Pria [yang menyerangmu] adalah seorang Hindu yang taat ... Dalam kerusuhan Hindu-Muslim setiap kali seorang Muslim ditangkap, dia memukuli mereka dengan brutal, selalu," jawab para pejabat tersebut.

Bundele telah menolak untuk menarik pengaduannya.

"Bahkan jika saya adalah seorang Muslim, apa yang memberi polisi hak untuk menyerang mereka tanpa alasan," katanya kepada The Wire.

Kekerasan massal, terkait dengan ketegangan antara komunitas agama, sering di India, dengan insiden kerusuhan komunal Hindu-Muslim yang merenggut nyawa ribuan orang selama beberapa dekade terakhir.

Penghancuran sebuah masjid bersejarah tahun 1992 oleh para ektrimis Hindu memicu kekerasan yang mengakibatkan sedikitnya 1.200 orang tewas, sementara pembakaran kereta api yang membawa peziarah Hindu tahun 2002 memicu pogrom anti-Muslim yang menewaskan sebanyak 2.000 orang, kebanyakan dari mereka adalah Muslim.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintahan nasionalis Hindu sayap kanan Perdana Menteri Narendra Modi telah memicu Islamofobia dan mengikuti agenda legislasi anti-Muslim.

Modi juga mengobarkan api kerusuhan 2002 yang mematikan saat menjabat sebagai kepala menteri Gujarat. (TNA)


latestnews

View Full Version