View Full Version
Senin, 14 Sep 2020

90 Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Libanon Selatan Terjangkit COVID-19

LIBANON SELATAN (voa-islam.com) - Setidaknya 90 penjaga perdamaian yang ditempatkan dengan Pasukan Sementara PBB di Libanon (UNIFIL) telah terjangkit COVID-19, kata seorang juru bicara Ahad (13/9/2020). Menurut Agence France Presse (AFP), 88 dari infeksi tersebut berada di antara kontingen nasional UNIFIL yang sama.

Infeksi ini adalah yang pertama tercatat di UNIFIL, jelas juru bicara Andrea Tenenti. Dia menambahkan bahwa pasukan yang sakit telah dipindahkan ke fasilitas yang aman di mana mereka dapat menerima perawatan.

UNIFIL berharap dapat mencegah wabah yang lebih besar. "Itu telah melakukan pelacakan kontak yang kuat, dan menerapkan pengujian dan isolasi yang menyeluruh," kata Tenenti.

Libanon telah mengalami lonjakan kasus virus Corona sejak ledakan besar pada 4 Agustus yang menghancurkan Beirut, menewaskan hampir 200 orang dan melukai ribuan lainnya. Kementerian kesehatan telah melaporkan antara 400 dan 600 kasus baru per hari, setidaknya 22 di antaranya dilaporkan di salah satu penjara paling padat di negara itu.

Kewarganegaraan personel UNIFIL yang tertular virus tidak ditentukan. Namun, juru bicara Pasukan Pertahanan Irlandia kemudian mengkonfirmasi bahwa semua pasukan Irlandia yang bekerja dengan UNIFIL "aman dan sehat", lapor RTE. Sekitar 350 tentara Irlandia saat ini dikerahkan di Libanon selatan dan diperkirakan tidak akan pulang hingga November, tambah penyiar itu.

Pasukan penjaga perdamaian didirikan untuk mengawasi penarikan pasukan Israel dari Libanon selatan setelah invasi 1978. Pada tahun 2006, mandat UNIFIL diperpanjang setelah perang 34 hari antara Israel dan Syi'ah Hizbullata.

Sekarang ada lebih dari 9.400 tentara darat dengan UNIFIL serta lebih dari 850 personel angkatan laut di Satuan Tugas Maritim. Pasukan yang ditempatkan di Libanon selatan berasal dari 45 negara bagian di seluruh dunia, termasuk India, Nepal, Cina, dan Malaysia.

Mandat UNIFIL diperbarui dalam pemungutan suara tahunan oleh anggota Dewan Keamanan PBB. Sebagai bagian dari persyaratan pembaruan bulan lalu, pasukan itu mengurangi jumlah pasukannya dari 15.000 menjadi 13.000 di tengah kritik AS dan Israel atas efisiensinya. Namun, para diplomat mengatakan bahwa perubahan itu hanya simbolis karena hanya 10.500 tentara yang saat ini dikerahkan di Libanon selatan. (MeMo)


latestnews

View Full Version