View Full Version
Selasa, 10 Nov 2020

Presiden Ilham Aliyev Sebut Perjanjian Damai Dengan Armenia Sebagai Kemenangan Gemilang Azerbaijan

BAKU, AZERBAIJAN (voa-islam.com) - Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev memuji kesepakatan damai Nagorno-Karabakh sebagai kemenangan bagi negaranya, karena ia mengatakan keberhasilan militer Baku telah memungkinkannya untuk mendapatkan keunggulan untuk mengakhiri pendudukan selama tiga dekade di wilayahnya.

"Negara kami telah mengakhiri perselisihan Nagorno-Karabakh dan saya yakin kesepakatan itu akan menandai dimulainya era baru," kata Aliyev dalam pidatonya di depan negara.

Dia mencatat bahwa perjanjian itu ditandatangani melalui konferensi video, tetapi Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinian menahan diri untuk tidak menandatanganinya selama upacara.

"Sebuah tangan besi memaksanya untuk menandatangani dokumen ini," kata Aliyev dan menambahkan: "Ini pada dasarnya adalah penyerahan."

"Inilah mengapa itu ditandatangani oleh saya dan Presiden Rusia Vladimir Putin," kata Aliyev, menambahkan bahwa Pashinian akan menandatangani kesepakatan itu "di tempat yang jauh dari kamera dan dengan cara pengecut."

Menyebut kesepakatan itu "bersejarah," kata Aliyev itu mengakhiri pendudukan Armenia selama puluhan tahun di wilayah Azerbaijan dan merupakan "kemenangan gemilang" bagi rakyat Azerbaijan.

Aliyev mengucapkan selamat kepada rakyat Azerbaijan atas kemenangan mereka, karena ia mengatakan kesepakatan itu akan membuka jalan bagi banyak pengungsi Azerbaijan untuk kembali ke rumah mereka setelah konflik bertahun-tahun.

"Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka ingin kembali ke tanah air mereka," katanya, seraya menambahkan bahwa mereka sekarang dapat melakukannya dengan aman.

"Azerbaijan memastikan keutuhan wilayahnya lagi. Kebahagiaan apa yang lebih besar bagi suatu bangsa?" Aliyev mengatakan, menambahkan bahwa keberhasilan militer Azerbaijan telah memungkinkannya meraih kemenangan politik di Nagorno-Karabakh.

Presiden Azerbaijan itu melanjutkan dengan mengatakan bahwa rakyat Azerbaijan akan tinggal di tanahnya selamanya dan tidak ada yang bisa mengusir mereka dari rumah mulai sekarang.

Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya mengumumkan pada awal hari bahwa Azerbaijan dan Armenia telah menandatangani perjanjian tersebut.

Hubungan antara dua bekas republik Soviet atas Nagorno-Karabakh tetap tegang sejak 1991, tetapi bentrokan baru terjadi pada 27 September.

Sejak itu, Armenia berulang kali menyerang warga sipil dan pasukan Azerbaijan, bahkan melanggar tiga perjanjian gencatan senjata kemanusiaan.

Sekitar 20% wilayah Azerbaijan berada di bawah pendudukan ilegal Armenia selama hampir tiga dekade. (TDS)


latestnews

View Full Version