View Full Version
Kamis, 07 Jan 2021

Twitter Kunci Akun Presiden AS Donald Trump 12 Jam Karena Retorika yang Menghasut

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Twitter pada hari Rabu (6/1/2021) mengunci akun Presiden Amerika Serikat Donald Trump selama setidaknya 12 jam karena retorikanya yang menghasut, memperingatkan bahwa pelanggaran di masa depan terhadap aturan mereka dapat menyebabkan akunnya ditutup secara permanen.

"Sebagai akibat dari situasi kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan sedang berlangsung di Washington, DC, kami meminta penghapusan tiga Tweet @realDonaldTrump yang diposting sebelumnya hari ini karena pelanggaran berulang dan berat terhadap kebijakan Integritas Sipil kami," kata perusahaan media sosial itu di lamannya.

"Artinya, akun @realDonaldTrump akan dikunci selama 12 jam setelah Tweet tersebut dihapus. Jika Tweet tersebut tidak dihapus, akun tersebut akan tetap terkunci," tambahnya.

Dikatakan pelanggaran di masa depan terhadap aturannya "akan mengakibatkan penangguhan permanen akun @realDonaldTrump."

Twitter sebelumnya memblokir tiga tweet di akun Trump di mana dia berbicara kepada para pendukungnya.

Di salah satu tweet, Trump melampirkan pesan video, mengulangi klaim palsunya bahwa pemilihan presiden "dicuri dari kami" dan mendesak para pendukungnya untuk pulang. Dalam tweet kedua, Trump membela apa yang dilakukan para pendukung pada hari sebelumnya karena ibu kota dirusak oleh kekerasan.

"Tweet ini tidak lagi tersedia," kata perusahaan itu di ketiga postingan.

Facebook dan YouTube juga menghapus video tersebut.

Trump dan sekutu politiknya selama berbulan-bulan telah secara salah menuduh bahwa pemilihan dimana dia dikalahkan oleh saingan Demokratnya Joe Biden dengan 7 juta suara telah dicurangi, memicu emosi di antara para pendukungnya dengan teori konspirasi yang telah berulang kali ditolak di pengadilan. Departemen Kehakiman juga tidak menemukan bukti untuk mendukung klaimnya atas penipuan pemilih yang meluas.

Gedung Capitol dibanjiri pada hari sebelumnya untuk pertama kalinya sejak Inggris membakarnya pada tahun 1814. Anggota parlemen diatur untuk mengadakan sesi gabungan Kongres yang secara tradisional merupakan urusan rutin penghitungan suara Electoral College menjelang Hari Pelantikan Biden pada 20 Januari.

Satu orang yang tertembak dalam perkelahian itu telah tewas, polisi DC mengonfirmasi selama panggilan telepon dengan Anadolu Agency. (AA)


latestnews

View Full Version