View Full Version
Ahad, 21 Feb 2021

Mata-mata Australia Yang Tewas Misterius Berencana Buka Kejahatan Pasukan Australia di Afghanistan

SYDNEY, AUSTRALIA (voa-islam.com) - Seorang perwira intelijen Australia, yang ditemukan tewas di tempat parkir markas tentara pada bulan Desember, dilaporkan memiliki akses ke informasi rahasia tentang pelanggaran yang dilakukan pasukan Australia di Afghanistan.

Perwira itu, yang namanya tidak diketahui publik, ditemukan di kompleks Russell di Canberra.

Saat itu, polisi mengatakan kematian itu tidak mencurigakan, karena ia tampaknya bunuh diri.

Kematian misteriusnya terjadi hanya sebulan setelah sebuah laporan mengkonfirmasi pasukan Australia membunuh puluhan warga sipil atau tahanan di Afghanistan antara tahun 2005 hingga 2016.

Laporan yang dirilis oleh Mayor Jenderal Hakim Paul Brereton menetapkan bahwa pasukan khusus Australia telah membunuh 39 warga sipil dan tahanan, termasuk anak-anak, di Afghanistan.

The Sunday Telegraph sekarang mengatakan dalam sebuah laporan bahwa perwira itu "memegangi hard drive yang dienkripsi" dengan rincian tentang apa yang sebenarnya terjadi di Afghanistan.

"Dapat dipahami bahwa perwira intelijen tersebut akan membuat informasi itu terbuka untuk umum," kata seorang sumber kepada Telegraph.

Sumber, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan bahwa informasi di hard drive "akan banyak mengubah sikap dan opini publik tentang apa yang terjadi di Afghanistan," jika dipublikasikan.

Laporan Brereton, yang menjadi berita utama pada November tahun lalu, membenarkan bahwa komando senior memaksa tentara junior untuk membunuh tawanan yang tidak berdaya untuk "membasmi" pasukan untuk bertempur.

Australia kemudian memecat sejumlah pasukan, yang dicurigai menjadi saksi pembunuhan atau tidak jujur ​​dalam bersaksi.

Perdana Menteri Morrison Scott Morrison juga mengatakan bahwa temuan laporan militer "mengganggu dan menyedihkan", menambahkan bahwa pemerintahnya "akan menanganinya berdasarkan hukum kami, di bawah sistem kami, dan sistem peradilan kami."

Australia, yang bukan anggota NATO, telah berperan aktif di Afghanistan sejak invasi pimpinan AS ke negara itu pada 2001.

Pada bulan Mei, mereka mengirim 30 tentara tambahan ke Afghanistan untuk bergabung dengan misi yang dipimpin NATO, sehingga total pengerahan ke Afghanistan menjadi 300 tentara.

Invasi pimpinan AS menyingkirkan kelompok pejuang Taliban dari kekuasaan mereka yang sah. Namun, kekerasan terus berdampak besar di negara ini. Kekacauan juga membuka jalan bagi kelompok jihadis Islamic State untuk mendapatkan pijakan di timur Afghanistan. (ptv)


latestnews

View Full Version