View Full Version
Selasa, 23 Feb 2021

Pemberontak Syi'ah Houtsi Derita Kerugian Tertinggi Dalam Serangan Ke Kubu Pemerintah Yaman Di Marib

MARIB, YAMAN (voa-islam.com) - Bentrokan antara pemberontak Syi'ah Houtsi dan pasukan pemerintah Yaman di Marib, 120 kilometer dari ibu kota Sana'a, telah menyebabkan ratusan kematian, menurut laporan media pada hari Senin (22/2/2021).

Sebuah sumber militer mengatakan kepada Reuters pada hari Senin bahwa Marib "mandi darah" tetapi bahwa pemberontak Syi'ah Houtsi telah menderita kerugian tertinggi dengan garis depan bergerak 20 kilometer dari sisi barat kota, yang dikuasai oleh pasukan pro-pemerintah.

Ini dianggap sebagai korban jiwa terbesar di Yaman sejak koalisi pimpinan Saudi - yang mendukung pemerintah - melakukan serangan untuk merebut kembali pelabuhan Hodeidah pada 2018.

Serangan terbaru terjadi hanya beberapa hari setelah pemerintah AS yang baru mencabut pemberontak Syi'ah Houthi dari daftar hitam organisasi teroris Washington dalam upaya memfasilitasi pengiriman bantuan ke daerah-daerah yang dikuasai pemberontak Syi'ah kaki tangan Iran tersebut dan membuka jalan bagi pembicaraan damai yang diperbarui.

Pemerintah Presiden Joe Biden juga menghentikan dukungan mereka untuk koalisi pimpinan Saudi di Yaman dengan alasan tingginya korban tewas warga sipil dalam konflik tersebut.

Seorang diplomat Barat mengatakan kepada Reuters bahwa pemberontak Syi'ah Houtsi mengambil keuntungan dari "isolasi Arab Saudi setelah pemilihan Joe Biden ... dan koalisinya yang hancur"

"Ini pertaruhan besar tapi aku juga bertanya-tanya apa ruginya?" kata sumber itu.

Pada hari Kamis, Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Yaman Martin Griffiths berbicara tentang serangan Syi'ah Houtsi terhadap Marib kepada Dewan Keamanan PBB melalui konferensi video.

"Ini menempatkan jutaan warga sipil dalam risiko, terutama dengan pertempuran mencapai kamp-kamp pengungsi internal…. Pencarian untuk mendapatkan teritorial dengan kekerasan mengancam prospek proses perdamaian," kata Griffiths.

PBB dan AS menggandakan seruan agar pemberontak Syi'ah Houtsi menghentikan pertempuran dan mulai bernegosiasi untuk perdamaian, sejauh ini tidak berhasil.

Pada Ahad, juru bicara Syi'ah Houtsi Mohammed Abdulsalam mengklaim bahwa serangan terhadap Marib adalah "pertempuran pembebasan nasional".

Hingga awal 2020, Marib terhindar dari konflik terparah selama enam tahun di Yaman dan menjadi tempat perlindungan bagi banyak pengungsi.

Perang Yaman pecah pada September 2014 ketika pemberontak Syi'ah Houtsi yang didukung Iran dan pendukung mantan Presiden Ali Abdullah Salah merebut ibu kota Sana'a, memaksa pemerintah untuk melarikan diri ke selatan.

Pada Maret 2015, setelah pemberontak bergerak menuju kota selatan Aden, koalisi pimpinan Saudi melakukan intervensi dengan serangan udara untuk mencegah kemajuan Syi'ah Houtsi. (TNA)


latestnews

View Full Version