View Full Version
Jum'at, 30 Apr 2021

Bantu Ringankan Beban Pemerintah, Muslim India Jadikan Masjid Untuk Tempat Perawatan Pasien COVID-19

NEW DELHI, INDIA (voa-islam.com) - Ketika rumah sakit dan fasilitas medis India kewalahan dengan lonjakan kasus COVID-19 baru-baru ini, organisasi dan individu Muslim telah maju untuk membantu meringankan beban yang semakin meningkat pada sistem perawatan kesehatan negara itu dengan menawarkan pasokan oksigen dan ruang tempat tidur kepada pasien yang kritis.

India, negara kedua yang paling terkena dampak pandemi virus korona setelah AS, saat ini memiliki lebih dari 18,3 juta kasus yang dikonfirmasi dan 204.832 kematian, meskipun beberapa ahli yakin jumlahnya kurang. Kementerian Kesehatan India mengumumkan rekor jumlah kasus dan kematian lainnya dalam 24 jam terakhir, dengan 379.257 kasus baru dan 3.645 kematian baru.

Kemarin, Arab News melaporkan bahwa kelompok Muslim telah mulai mengubah masjid menjadi fasilitas perawatan COVID-19 sementara, seperti masjid Jahangirpura di negara bagian barat kota Vadodara Gujurat.

"Situasi COVID-19 di kota tidak baik dan orang-orang tidak mendapatkan tempat tidur di rumah sakit, jadi kami memutuskan untuk membuka fasilitas untuk memberikan bantuan kepada orang-orang," kata Irfan Sheikh, pengawas masjid, seperti dikutip.

"Dalam beberapa hari setelah pembukaan fasilitas, semua 50 tempat tidur terisi sehingga Anda bisa membayangkan tekanan seperti apa yang dialami rumah sakit." Sheikh mengatakan fasilitas itu dapat menambah 50 tempat tidur lagi jika pasokan oksigen dapat diandalkan.

"Kami menghadapi kesulitan pasokan oksigen dan masjid telah membuka ruangnya untuk melayani umat manusia yang menderita," tambahnya.

Masjid Darool Uloom di kota yang sama juga membuka pintunya yang menawarkan 142 tempat tidur dilengkapi dengan oksigen serta 20 perawat dan tiga dokter di lokasi. "Kami dapat membuat fasilitas COVID-19 1.000 tempat tidur, tetapi pasokan oksigen menjadi kendala," kata Ashfaq Malek Tandalja, anggota komite pengelola masjid, kepada Arab News.

Gujurat, negara asal Perdana Menteri India Narendra Modi, adalah salah satu yang terkena dampak terparah di negara itu. Ini melaporkan hampir 1.500 kasus dan lebih dari 150 kematian pada hari Selasa. Otoritas lokal mengumumkan jam malam yang lebih ketat di tengah meningkatnya kasus di negara bagian itu.

Penulis India Arundhati Roy mengkritik penanganan Modi atas krisis virus Corona dan sesumbar awalnya atas "kemenangan" virus Corona, menggambarkannya sebagai "kejahatan langsung terhadap kemanusiaan."

"Sistem belum runtuh. Pemerintah telah gagal. Mungkin 'gagal' adalah kata yang tidak akurat, karena yang kita saksikan bukanlah kelalaian kriminal, tetapi kejahatan langsung terhadap kemanusiaan," tulisnya di Guardian. (MeMo)


latestnews

View Full Version