View Full Version
Rabu, 14 Jul 2021

Inggris Akan Bekerja Sama Dengan Taliban Jika Kelompok JIhadis Itu Berkuasa Di Afghanistan

LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Inggris akan bekerja sama dengan Taliban jika mereka memasuki pemerintahan di Afghanistan, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan kepada Daily Telegraph dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Selasa (13/7/2021).

"Apa pun pemerintahan saat ini, asalkan mematuhi norma-norma internasional tertentu, pemerintah Inggris akan terlibat dengannya," katanya seperti dikutip di surat kabar.

Namun, Wallace memperingatkan bahwa Inggris akan meninjau hubungan apapun "jika mereka berperilaku dengan cara yang serius terhadap hak asasi manusia".

Taliban, yang memerintah Afghanistan sesuai syariat Islam dari tahun 1996 hingga 2001, telah berjuang selama 20 tahun untuk menggulingkan pemerintah dukungan Barat di Kabul.

Didorong oleh kepergian pasukan asing dengan target September, kelompok jihadis itu membuat dorongan baru untuk mengepung kota-kota dan merebut wilayah.

Dalam wawancaranya dengan surat kabar itu, Wallace mengakui bahwa prospek Inggris bekerja sama dengan Taliban akan kontroversial.

"Apa yang sangat diinginkan (Taliban) adalah pengakuan internasional. Mereka perlu membuka pembiayaan dan dukungan (untuk) pembangunan bangsa, dan Anda tidak melakukannya dengan balaclava teroris," katanya.

"Anda harus menjadi mitra perdamaian jika tidak, Anda berisiko terisolasi. Isolasi membawa mereka ke tempat mereka terakhir kali", tambahnya.

Wallace mengimbau Taliban dan presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, untuk bekerja sama untuk membawa stabilitas ke negara itu setelah beberapa dekade konflik.

Para pemimpin senior Afghanistan akan terbang ke Doha untuk melakukan pembicaraan dengan Taliban minggu ini, karena kelompok Taliban mengambil sikap keras dalam negosiasi, bahkan memperingatkan Turki terhadap rencana negara itu untuk menempatkan beberapa pasukan di Afghanistan untuk menjalankan dan menjaga bandara utama Kabul.

Para pejabat Taliban mengatakan pekan lalu bahwa kelompok itu telah menguasai 85% wilayah di Afghanistan. (TNA)


latestnews

View Full Version