View Full Version
Rabu, 01 Sep 2021

Militer AS Rusak Lebih Dari 150 Pesawat dan Kendaraan Lapis Baja Di Bandara Kabul Sebelum Pergi

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Militer AS sengaja merusak lebih dari 150  pesawat dan kendaraan lapis baja serta sistem pertahanan roket berteknologi tinggi di bandara Kabul ketika mereka meninggalkan Afghanistan, kata seorang jenderal AS Senin (31/8/2021).

Kepala Komando Pusat Jenderal Kenneth McKenzie mengatakan 73 pesawat yang sudah berada di Bandara Internasional Hamid Karzai "didemiliterisasi," atau dianggap tidak berguna, oleh pasukan AS sebelum mereka menyelesaikan evakuasi dua pekan dari negara yang dikuasai Taliban tersebut.

"Pesawat-pesawat itu tidak akan pernah terbang lagi... Mereka tidak akan pernah bisa dioperasikan oleh siapa pun," klaimnya.

"Sebagian besar dari mereka tidak mampu melakukan misi sejak awal. Tapi yang pasti mereka tidak akan pernah bisa diterbangkan lagi."

Dia mengatakan Pentagon, yang menyebar kekuatan hampir 6.000 tentara untuk menduduki dan mengoperasikan bandara Kabul ketika pengangkutan udara dimulai pada 14 Agustus, meninggalkan sekitar 70 kendaraan taktis lapis baja MRAP - yang masing-masing dapat menelan biaya hingga $ 1 juta - yang telah dinonaktifkan sebelum berangkat, dan 27 Humvee.

Kendaraan-kendaraan itu "tidak akan pernah digunakan lagi oleh siapa pun," katanya.

AS juga meninggalkan sistem C-RAM - persenjataan kontra roket, artileri, dan mortir - yang digunakan untuk melindungi bandara dari serangan roket.

Sistem ini membantu menangkis serangan lima roket dari ISIS pada hari Senin.

"Kami memilih untuk menjaga sistem itu tetap beroperasi hingga menit terakhir," sebelum pesawat AS terakhir pergi, kata McKenzie.

"Ini adalah prosedur yang rumit dan prosedur yang memakan waktu lama untuk menghancurkan sistem itu. Jadi kami mendemiliterisasi sistem itu sehingga tidak akan pernah digunakan lagi." (TNA)

Militer AS melumpuhkan sejumlah pesawat dan kendaraan lapis baja serta sistem pertahanan roket berteknologi tinggi di bandara Kabul ketika mereka meninggalkan Afghanistan, kata seorang jenderal AS Senin (31/8/2021).


latestnews

View Full Version