View Full Version
Kamis, 02 Sep 2021

14 Mantan Wartawan BBC Di Kabul Sebut Perusahaan Abaikan Permohohan Bantuan Mereka Untuk Dievakuasi

KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Empat belas presenter, reporter, dan produser senior Afghanistan yang bekerja untuk BBC di Afghanistan mengatakan permohonan bantuan mereka diabaikan oleh perusahaan dan kedutaan Inggris di Kabul.

The Guardian melaporkan bahwa BBC telah mengklaim mereka membantu 171 staf dan keluarga mereka tetapi tidak dapat membantu mantan pekerja atau keluarga besar staf BBC karena kapasitas terbatas.

Salah satu mantan anggota staf mewawancarai anggota senior Taliban dan yang lain menyajikan acara bincang-bincang BBC yang didukung kedutaan.

Salah satunya dituduh oleh Taliban bekerja untuk pemerintah Inggris dan mendukung "invasi kafir" ke Afghanistan.

"Sayangnya, kami telah ditinggalkan oleh BBC," katanya. "Saya di bawah ancaman, saya dan keluarga saya. BBC memiliki tanggung jawab moral kepada kami, kami dalam bahaya karena kami bekerja untuk BBC."

Ke-14 mantan anggota staf itu juga meminta pemerintah menyelamatkan nyawa mereka.

Awal Agustus lalu, Persatuan Jurnalis Nasional (NUJ) meminta pemerintah memberikan bantuan kepada pekerja media di Afghanistan yang diklaim diancam Taliban.

Serikat pekerja, bersama dengan beberapa surat kabar, penyiar dan organisasi media, menandatangani surat kepada perdana menteri dan menteri luar negeri yang menyoroti bahwa pelaporan berita di Inggris sangat bergantung pada jurnalis, penerjemah, dan staf pendukung Afghanistan lainnya. "Situasi di Afghanistan memburuk dengan cepat dan sudah waktunya bagi pihak berwenang di sini untuk meningkatkan dan menawarkan dukungan dan bantuan kepada mereka yang terancam."

"Jika tertinggal, para jurnalis dan karyawan media Afghanistan yang telah memainkan peran penting dalam menginformasikan publik Inggris dengan bekerja untuk media Inggris akan menghadapi risiko penganiayaan, penganiayaan fisik, penahanan, penyiksaan atau kematian."

Setidaknya 11 jurnalis Afghanistan tewas pada tahun 2020, menurut Human Rights Watch. Dua wartawan tewas dalam waktu kurang dari sepekan, termasuk Elyas Dayee dari Radio Free Afghanistan, dan Yama Siawash, yang tewas setelah bom dipasang di kendaraan mereka.

Lima wartawan tewas tahun ini termasuk empat wanita. Pada bulan Juli, koresponden Reuters Dannish Siddiqui terbunuh saat ia meliput pecahnya kekerasan antara pasukan keamanan Afghanistan dan pejuang Taliban.

Komite Perlindungan Jurnalis mengatakan pekan lalu bahwa mereka telah mendaftarkan hampir 400 jurnalis yang membutuhkan evakuasi sementara ribuan permintaan lainnya masih harus ditinjau. (MeMo)


latestnews

View Full Version