View Full Version
Sabtu, 02 Oct 2021

ARSA Bantah Terlibat Pembunuhan Pemimpin Terkemuka Rohingya Muhib Ullah

BANGLADESH (voa-islam.com) - Kelompok pejuang Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) pada hari Jum'at (1/10/2021), membantah terlibat dalam pembunuhan pemimpin terkemuka komunitas Rohingya di Kamp Pengungsi Cox's Bazaar Bangladesh, mengatakan bahwa Muhib Ullah “dilaporkan dibunuh oleh penjahat berbasis perbatasan transnasional yang tidak dikenal.”

Sudah waktunya untuk meminta pertanggungjawaban para penjahat “daripada menuding dengan tuduhan tidak berdasar dan desas-desus,” kata ARSA dalam sebuah pernyataan melalui Twitter.

ARSA mengeluarkan pernyataannya sehari setelah saudara laki-laki Muhib Ullah, Habib Ullah, menuduh mereka membunuh pemimpin pengungsi Rohingya tersebut.

“Semua pembunuh saudara saya dan pemimpin besar Rohingya adalah anggota ARSA,” kata Habib Ullah kepada BenarNews.

“Saya hanya mengenali beberapa dari mereka [para pembunuh] karena yang lain mengenakan topeng. Mereka telah bekerja di kamp melawan repatriasi sementara saudara laki-laki saya mendukungnya,” klaimnya.

Habib Ullah mengatakan dia tidak akan menyebutkan nama tersangka karena dia khawatir dengan keamanannya sendiri.

Namun, Naimul Haque, komandan Unit Batalyon Polisi Bersenjata ke-14, mengatakan kelompok pemberontak itu tidak ada di Bangladesh.

“ARSA tidak ada di Bangladesh. Kelompok pengungsi saingan terkadang menggunakan nama ARSA untuk menyebarkan kepanikan,” kata Haque kepada BeritaBenar.

Muhib Ullah, 50, termasuk di antara sekitar 740.000 Muslim Rohingya tanpa kewarganegaraan yang menyeberang ke distrik tenggara Bangladesh empat tahun lalu ketika mereka melarikan diri dari serangan brutal yang diluncurkan oleh militer Myanmar di negara bagian Rakhine pada Agustus 2017.

Myanmar melakukan tindakan keras setelah serangan mematikan terhadap polisi dan pos-pos militer di negara bagian Rakhine yang menurut pihak berwenang dilakukan oleh pemberontak ARSA. Myanmar menyatakan ARSA sebagai kelompok teroris pada 25 Agustus 2017.

Sebelumnya pada hari Kamis, Habib Ullah mengajukan kasus pembunuhan dengan polisi Ukhia menuduh orang yang tidak disebutkan namanya sebagai pelaku pembunuhan itu. Dalam pengaduannya, dia mengatakan saudaranya memiliki perselisihan dengan kelompok pejuang Rohingya dan dia tidak pernah berkompromi.

“Itulah mengapa saudara laki-laki saya menjadi sasaran kelompok ekstremis,” katanya dalam sebuah pernyataan yang merupakan bagian dari pengaduan polisi.

Habib Ullah mengklaim saudaranya dibunuh karena popularitasnya di kalangan Rohingya dan kedudukan globalnya.

Muhib Ullah mewakili komunitas Rohingya di hadapan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan di Gedung Putih di Washington, di mana ia menyatakan keprihatinan tentang sesama pengungsi kepada Presiden Donald Trump pada tahun 2019.

Polisi Bangladesh sendiri telah menangkap tersangka pembunuh Muhib Ullah. Dalam sebuah pernyataan hari pada hari Jum'at (1/10/2021) polisi mengatakan bahwa mereka telah menangkap seorang pria Rohingya sehubungan dengan pembunuhan seorang pemimpin pengungsi terkemuka pekan ini.

Seorang tersangka yang diidentifikasi sebagai Mohammad Selim, 27, (alias Lomba Selim), ditangkap dari sebuah kamp pengungsi di distrik Cox's Bazar pada Jum'at pagi, kata polisi. (BN)


latestnews

View Full Version