View Full Version
Kamis, 02 Feb 2023

Israel Lakukan 700 Serangan Terhadap Warga Palestina Pada Bulan Januari

TEPI BARAT, PALESTINA (voa-islam.com) - Otoritas pendudukan Zionis Israel dan pemukim ilegal Yahudi melakukan 700 serangan terhadap warga Palestina di berbagai bagian Tepi Barat yang diduduki selama bulan Januari, Tembok Palestina dan Komisi Perlawanan Permukiman telah mengkonfirmasi. Dalam laporan bulanannya yang dikeluarkan hari Rabu (1/2/2023), komisi mengatakan bahwa sebagian besar serangan terjadi di Kegubernuran Nablus, diikuti oleh Kegubernuran Jenin dan Bethlehem.

"Para pemukim berusaha membangun enam pos pemukiman baru di berbagai wilayah di Tepi Barat yang diduduki, tetapi terutama di Kegubernuran Nablus," kata ketua komisi Moayad Shaaban. "Otoritas pendudukan Israel mengeluarkan 55 perintah pembongkaran dan penghentian konstruksi dengan dalih membangun tanpa izin, yang sebagian besar terkonsentrasi di Kegubernuran Hebron, Bethlehem dan Salfit."

Dia menunjukkan bahwa pasukan pendudukan dan pemukim ilegal Yahudi Israel telah meratakan lebih dari 133 hektar tanah milik Palestina di Kegubernuran Salfit dan Nablus, dengan tujuan memindahkannya untuk perluasan pemukiman. Selain itu, laporan tersebut mendokumentasikan penghancuran 758 pohon oleh para pemukim ilegal Yahudi, yang sebagian besar adalah pohon zaitun di Kegubernuran Ramallah, bersama dengan 200 pohon yang tumbang di Nablus dan 100 di Hebron.

Menurut pejabat Palestina, otoritas pendudukan telah menyetujui tiga rencana untuk memperluas pemukiman kolonial ilegal Emmanuel, di kota Salfit dan Gilo di Tepi Barat, yang sebagian besar dibangun di atas tanah Palestina di Kegubernuran Bethlehem.

Shaaban mengatakan bahwa kabinet Israel mengeluarkan 27 arahan yang menargetkan warga Palestina dengan tujuan mempersulit hidup mereka. Beberapa tindakan yang dikenakan merupakan kejahatan perang.

Semua permukiman Israel dan apa yang disebut pos terdepan permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki adalah ilegal menurut hukum internasional. (MeMo)


latestnews

View Full Version