View Full Version
Sabtu, 19 Nov 2011

Mantan Presiden Filipina Gloria Arroyo Ditangkap Karena Korupsi

MANILA, FILIPINA (voa-islam.com) - Presiden Benigno Aquino menepati janjinya dalam kampanye pemilu lalu untuk memerangi korupsi dan menuntut mereka yang bertanggung jawab atas hal itu termasuk dengan menangkap presiden Filipina sebelumnya, Gloria Macapagal Arroyo, yang dituduh korupsi selama 2 periode kekuasaannya dan melakukan kecurangan dalam pilpres 2004 lalu.

Gloria Macapagal Arroyo telah ditangkap pada Jumat di sebuah rumah sakit di Manila, mencegah keberangkatannya dari negara itu untuk mencari perawatan medis.

Presiden Benigno Aquino dan pemerintahnya telah lama menuduh Arroyo melakukan korupsi selama dua masa jabatannya, 2001-2010, meskipun hingga Jumat pemerintah belum mendakwanya secara resmi, lapor Reuters.

"Ia sekarang di bawah pengawasan kami, dalam tahanan kami," kata Superintendent Franklin Bucavu, kepala distrik kepolisian selatan, pada keterangan singkat pers di luar rumah sakit St Luke.

"Surat perintah penangkapan telah dijalankan. Kami telah berusaha untuk membacakan hak-haknya tapi pengacaranya telah melepaskan hak itu karena kondisinya. Ia tersenyum pada kami dan ia telah memperkirakannya."

Surat perintah penangkapan telah dikeluarkan awal hari ini, tepat setelah pemerintah kehilangan upaya untuk membalikkan keputusan Mahkamah Agung yang membolehkan Arroyo melakukan perjalanan ke luar negeri.

Arroyo membantah telah melakukan perbuatan salah.

Polisi mengatakan keluarga Arroyo, pengacaranya dan beberapa anggota kabinetnya di sisinya di rumah sakit itu ketika surat perintah penangkapan itu dilaksanakan. Fotonya akan diambil dan dipesan akan dilakukan pada akhir pekan.

"Kami telah menempatkan dua pejabat polisi di luar kamarnya dan ada lagi beberapa pejabat di sana untuk melindungi," kata Bucavu, yang menambahkan bahwa mantan presiden itu mengenakan penahan leher ketika surat perintah itu dilaksanakan. "Ia hanya mengangguk dan tak mengatakan satu katapun."

Para pemimpin militer dan polisi berjanji untuk mempertahankan hukum dan ketertiban, mengesanmpingkan rumor mengenai kerusuhan dalam barisan mereka.

"Ini kemenangan nyata pengadilan," kata Menteri Kehakiman Leila de Lima.

Penangkapan di Rumah Sakit

Surat perintah penangkapan itu dilaksanakan terhadap Arroyo yang berusia 64 tahun pada pukul 18.30 waktu setempat di rumah sakit tempat ia dirawat sejak Selasa malam setelah upaya gagal untuk meninggalkan negara itu.

Pemerintah telah menghentikannya di bandara Manila, menduga ia berupaya untuk menghindari penyelidikan dan kemungkinan penuntutan.

Mahkamah Agung telah menegaskan kembali keputusan untuk mencabut larangan melakukan perjalanan pada Jumat, yang dapat memungkinkan Arroyo dan suaminya mengambil penerbangan siang hari yang direncanakan ke Singapura, tapi hal itu kemudian dikesampingkan oleh surat perintah penangkapan tersebut.

Presiden Benigno Aquino telah berkampanye tahun lalu untuk memerangi korupsi dan menuntut mereka yang bertanggung jawab atas hal itu, memperoleh dukungan keras setelah dua pemerintah yang runtuh karena tuduhan melakukan pelanggaran itu.

Ia berjanji pada khususnya untuk memburu Arroyo, meskipun Mahkamah Agung tahun lalu teleh merintangi rencananya untuk membentuk komisi khusus untuk menyelidikinya.

Aroyo telah menuntut pendahulunya, Joseph Estrada, karena korupsi. Bagaimanapun setelah ia menghukum karena penjarahannya dan menjatuhkan hukuman seumur hidup padanya, Arroyo memaafkannya. Meskipun ada hukuman itu, Estrada dapat tempat kedua dalam pemilihan.

Alasan Yang Mungkin

Arroyo juga menghadapi tuduhan kecurangan dalam pemilihan presiden 2004 dan korupsi dalam pemerintahannya.

Yang diduga kecurangan pemilihan itu terjadi di provinsi Muslim Maguindanao di Filipina selatan, tempat semua 12 calon anggota senat pro-Arroyo menang sapu bersih di provinsi itu pada pemilihan pertengahan masa jabatan pada 2007, berlawanan dengan kecenderungan nasional.

Setelah penemuan keberadaan penyebab yang mungkin, pengadilan mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap tertuduh, kata seorang staf Pengadilan Regional Kota Pasay pada wartawan.

Arroyo telah tidak terlihat di depan umum sejak Selasa malam, ketika, menyusul keputusan awal Mahkamah Agung untuk mencabut larangan perjalanannya, ia menuju ke bandara dalam kursi roda dan lehernya dalam penyangga.

Kota Pasay juga merencanakan, Senin pagi, pemeriksaan petisi terpisah untuk mengeluarkan perintah penahanan keberangkatan, yang dapat mencegah secara tetap Arroyo meninggalkan negara itu. (by/ant)


latestnews

View Full Version