View Full Version
Rabu, 23 May 2012

PBB Khawatir Terjadi Perang Sipil Besar-besaran di Suriah dan Libanon

LIBANON (voa-islam.com) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon hari Senin (21/5/2012) menyatakan keprihatinan bahwa kekerasan dari konflik 14-bulan di Suriah bisa menyebar ke negara tetangga Libanon, dan menegaskan ketakutannya bahwa kekerasan Suriah dapat meletus menjadi perang sipil skala penuh.

Dalam sebuah pernyataan dari pertemuan antara Ban dan Presiden baru Prancis Francois Hollande di sela-sela pertemuan puncak NATO di Chicago, kantor pers PBB menulis bahwa Ban mengatakan dunia sedang pada "momen penting dalam mencari penyelesaian damai terhadap krisis . "

Ban mengkhawatirkan "Kesusahan yang luar biasa mengenai resiko perang sipil habis-habisan [di Suriah] dan prihatin pecahnya kekerasan terkait di Lebanon," kata pernyataan PBB.

Sedikitnya dua orang tewas dalam pertempuran sengit antara orang-orang bersenjata sekte Syi'ah dan Muslim Sunni di Beirut pada hari Senin (21/5/2012), medis dan sumber-sumber keamanan mengatakan, dalam kekerasan terakhir dipicu oleh ketegangan atas pemberontakan terhadap Presiden Suriah Bashar Al-Assad.

Koordinator khusus PBB untuk Libanon Derek Plumbly juga menyuarakan keprihatinan tentang pertempuran dan meminta semua pihak untuk menghentikan pertempuran tersebut. "Perbedaan harus diatasi melalui dialog, bukan kekerasan," katanya dalam sebuah pernyataan.

Juru bicara PBB Farhan Haq mengatakan kepada wartawan di New York bahwa Plumbly telah melakukan kontak dengan semua pihak dalam pemerintah Libanon, yang akan mencakup milisi bersenjata Syi'ah pro-Suriah dan gerakan Hizbullah.

..Ban mengkhawatirkan "Kesusahan yang luar biasa mengenai resiko perang sipil habis-habisan [di Suriah] dan prihatin pecahnya kekerasan terkait di Lebanon..

Banyak dari Muslim Sunni Libanon bersimpati dengan pemberontakan yang dipimpi kaum Sunni di Suriah melawan Al-Assad, anggota sekte Syi'ah Alawiyyin di Suriah, yang telah memimpin pembantaian terhadap ribuan Muslim Sunni di Suriah.

Libanon telah memiliki hubungan yang rumit dengan Suriah, yang terus melakukan beberapa pengaruh atas negara tetangganya meskipun ribuan tentara dan intelijen Suriah dari tanah Lebanon pada 2005. Militer Suriah berada di Libanon sejak 1979 menyusul perang saudara yang berlangsung hingga 1990.

Meski telah menarik pasukan militernya dari Libanon, namun Al-Assad mempertahankan sekutu kuat di Libanon, termasuk milisi Syi'ah Hizbullah dan mitra kristen pro-Suriah dalam pemerintahan Perdana Menteri Najib Mikati itu.

Milisi Syi'ah Hizbullah Libanon sendiri, termasuk Iran, turut terjun langsung di suriah degan mengirimkan kekuatan militernya di negara tersebut untuk membantu memadamkan pemberontakan dari kaum Sunni yang merupakan penduduk mayoritas namun minoritas dalam kekusaan di Suriah. (st/ahram)


latestnews

View Full Version