View Full Version
Jum'at, 01 Jun 2012

Sandera Asal Jerman Tewas dalam Penyerbuan Pasukan Keamanan Nigeria

KANO, NIGERIA (voa-islam.com) - Insiden tewasnya sandera asing yang ditahan oleh kelompok pejuang Islam kembali terjadi pada hari Kamis (31/5/2012) menyusul penyerbuan yang dilakukan oleh aparat keamanan Nigeria untuk membebaskan dirinya dari penyandera di kota Kano, kejadian kedua dalam beberapa bulan terakhir setelah sebelumnya dua sandera asal Inggis dan Italia juga tewas dalam peristiwa serupa.

Para pejabat mengatakan seorang warga Jerman yang diculik di Nigeria pada bulan Januari dan konon ditahan oleh Al-Qaidah cabang Afrika utara (AQIM) dibunuh oleh para penculiknya pada Kamis menyusul serangan militer untuk menyelamatkan dia.

Korban warga Jerman, Edgar Raupach, tewas ketika pasukan keamanan Nigeria melakukan penyerbuan pada Kamis pagi di kota utara Kano, menurut sumber keamanan dan pasukan khusus militer yang dikerahkan di kota itu.

Para penduduk melaporkan mendengar ledakan dan tembakan mengguncang lingkungan dari Danbare sekitar pukul 6:00 pagi, yang berlangsung lebih dari 30 menit, dan mengatakan serangan itu melibatkan ratusan tentara bersama dengan truk dan kendaraan lapis baja.

pasukan militer mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan itu diperintahkan berdasarkan data intelijen bahwa "komandan senior dari elemen pejuang Islam" sedang melakukan pertemuan.

"Ketika terlihat penampakan pasukan keamanan, unsur-unsur pejuang Islam melepaskan tembakan dan melemparkan alat peledak improvisasi pada pasukan keamanan," katanya.

"Pasukan keamanan langsung bereaksi, sehingga terjadi bentrok senjata yang berlangsung selama sekitar 30 menit. Selama baku tembak itu, lima dari perjuang Islam tewas."

Ia menambahkan bahwa pasukan keamanan kemudian menggeledah tempat dan "menemukan mayat dari seorang tenaga kerja asing yang kemudian diidentifikasi sebagai warga negara Jerman tewas dalam keadaan terborgol."

Sumber-sumber keamanan lain mengatakan tanpa menyebut nama bahwa Raupach ditembak dan ditikam oleh para penculiknya. Mereka juga mengatakan serangan itu dilakukan untuk menyelamatkan sandera.

Seorang koresponden AFP yang berkunjung ke rumah itu pada Kamis sore melaporkan melihat tanah berlumuran darah dan bahkan sisa-sisa manusia di satu tempat.

Pihak militer mengatakan, pencarian juga menemukan dua senapan AK-47, sejumlah besar amunisi, dan 36 granat tangan dan IED.

Juru bicara kementerian luar negeri Jerman tidak bisa mengkonfirmasi kematian sandera, tapi mengatakan kedutaan di Nigeria dan sebuah tim krisis telah dimobilisasi.

Insinyur itu diculik di pinggiran Kano pada bulan Januari di hari setelah serangkaian pemboman dan penembakan yang diklaim oleh kelompok Islam Boko Haram, yang menewaskan sedikitnya 185 orang di kota tersebut.

Al-Qaidah di Maghreb Islam mengatakan pada Maret kelompok itu menyandera warga Jerman tersebut dan pihaknya ingin menukar dia dengan seorang wanita Muslim yang dipenjara, sebuah kantor berita swasta di Mauritania mengatakan.

AQIM belum diketahui beroperasi langsung di Nigeria, meskipun Boko Haram dan ekstremis lain di negara ini diyakini memiliki hubungan dengan kelompok tersebut.

Pada akhir Maret, pemerintah Nigeria mengatakan mereka telah menahan lima orang, termasuk warga Mauritania, yang diyakini terkait ke cabang Al-Qaidah Afrika utara, setelah penculikan dari warga Jerman itu.

Kematian sandera menandai kejadian kedua dalam beberapa bulan terakhir di negara paling padat penduduknya dan produsen minyak terbesar di Afrika tersebut.

Pada bulan Maret, pasukan keamanan menghadapi kecaman setelah upaya yang gagal untuk menyelamatkan seorang sandera Italia dan seorang warga Inggris.

Penculik mereka membunuh para sandera sebelum pasukan Nigeria bisa menyelamatkan mereka dalam sebuah operasi gabungan dengan pasukan keamanan Inggris.

Pejabat Nigeria telah menyalahkan penculikan dari warga Inggris dan Italia itu pada faksi Boko Haram, yang sebelumnya tidak pernah dikenal untuk melakukan penculikan. Seorang juru bicara Boko Haram membantah keterlibatan apapun. (by/AFP)


latestnews

View Full Version