View Full Version
Senin, 29 Apr 2013

Irak Cabut Lisensi 10 Saluran Televisi, Tuduh Hasut Kekerasan Sekterian

BAGHDAD, IRAK (voa-islam.com) - Irak telah mencabut lisensi dari jaringan berita satelit Al-Jazeera dan sembilan saluran tv lainnya yang kritis terhadap pemerintah, menuduh mereka menghasut kekerasan melalui liputan mereka tentang bentrokan sektarian antara pasukan keamanan pemerintah Syi'ah Irak dengan demonstrsan Sunni di Hawija yang menewaskan 170 orang.

Regulator Komisi Media dan Komunikasi (CMC) mengkritik pelaporan jaringan-jaringan televisi tersebut tentang kekerasan yang dipicu oleh serangan pasukan keamanan di sebuah kamp protes Muslim Sunni di Hawija pada Selasa lalu.

Serangan pasukan keamanan Irak tersebut telah menewaskan lebih dari 170 orang yang terburuk di Irak sejak warga Sunni mulai melakukan protes pada bulan Desember untuk mengeluhkan tentang perlakuan tidak adil terhadap mereka oleh pemerintahan Syi'ah pimpinan Perdana Menteri Nuri al-Maliki.

Badan pengawas itu menuduh bahwa bahasa sektarian yang digunakan jaringan televisi tersebut dalam laporan mendorong "tindak pidana balas dendam dengan menyerang pasukan keamanan".

"CMC melihat dalam pidato-pidato dan isinya disebarkan oleh saluran-saluran televisi tersebut... hasutan dan eskalasi yang bersandar ke arah menyesatkan dan berlebihan, lebih dari arah objektivitas," tuduh CMC dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada hari Ahad.

Sebagian besar saluran televisi tersebut, termasuk stasiun tv lokal seperti "Baghdad" dan "al-Sharqiya", pro-Sunni dan sering kritis terhadap pemerintah pimpinan-Syiah. Al Jazeera sendiri berbasis di Qatar, sebuah kerajaan yang diperintah oleh Muslim Sunni.

CMC tidak berdaya untuk menghentikan siaran saluran-saluran televisi tersebut, tetapi mungkin membuat lebih sulit bagi staf lokal mereka untuk meliput peristiwa yang terjadi.

CMC bias

Kelompok hak Media Irak Observatorium Kebebasan Jurnalistik mengatakan bahwa CMC bias, karena beberapa pejabat di dalam badan tersebut telah ditunjuk oleh pemerintah.

"Kami tidak menyangkal ada hasutan untuk melakukan kekerasan oleh beberapa media, tapi kami mempertimbangkan penangguhan lisensi dari 10 saluran satelit sebagai pukulan bagi demokrasi," kata Direktur Eksekutif Observatorium  Ziyad al-Ajili kepada Reuters.

Tak satu pun dari jaringan tv tersebut yang segera bersedia untuk komentar.

Juni lalu, CMC memerintahkan penutupan 44 media termasuk BBC dan Voice of America. Badan tersebut tidak memiliki kekuatan untuk menghentikan penyiaran mereka dari luar negeri.

Kekerasan, termasuk serangan bom yang telah menewaskan puluhan orang pada satu waktu, telah meningkat di Irak tahun ini. Angka-angka sementara dari kelompok hak asasi Irak Body Count menunjukkan sekitar 1.365 orang telah tewas sejauh ini pada tahun 2013. (an/Reuters)


latestnews

View Full Version