View Full Version
Ahad, 17 Nov 2013

Libya Dalam Keadaan Darurat dan Negara kacauan karena Perang

Tripoli (voa-islam.com) Pemerintah Libya mengumumkan  negara dalam darurat, terutama diibukota Libya, Tripoli. Pengumuman keadaan darurat mulai 48 - jam mendatang menyusul kekerasan yang hebat antara kelompok-kelompok bersenjata , Minggu, 17/11/2013.

Milisi dari kota Misrata di pinggiran timur Tripoli pinggiran kota  hari Sabtu, menguasai ibukota Libya, dan menyerang berbagai fasilitas pemerintah, kemudian pemerintah mengumumkan keadaan darurat, ujar para pejabat pemerintah Libya konferensi pers, Sabtu, 16/11/2013. Perang antara milisi bersenjata di ibukota Tripoli, mengakibatkan satu orang tewas dan puluhan terluka dalam pertempuran itu .

Perdana Menteri Ali Zeidan mengatakan kota Tajoura dikepung oleh milisi dari Misrata , yang dikenal menjadi basis bagi salah satu kelompok bersenjata paling kuat di negeri ini.

Alio Zein menuntut bahwa semua milisi " tanpa terkecuali " yang menembaki warga sipil harus meninggalkan ibukota Libya .

"Keberadaan keloompok bersenjata dan mengintimidasinegara dengan senjata yang dikuasai selama revolusi melawan mantan pemimpin Libya Muammar Qaddafi ", kata Zeidan .

Kerusuhan itu terjadi setelah protes yang penuh dengan kekerasan  terhadap kelompok-kelompok bersenjata pada Jumat malam, di mana setidaknya 45 orang tewas dan 400 terluka .

Zeidan mengecam pembunuhan terhadap demonstran. "Demonstrasi damai itu  diizinkan oleh Departemen Dalam Negeri , dan kemudian para demonstran ditembaki  saaat mereka memasuki distrik Gharghur , " katanya .

Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengutuk kekerasan dan mendesak menahan diri dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri .

“Kami sangat prihatin dengan banyaknya orang tewas dan cedera di Tripoli , " kata Kerry dalam sebuah pernyataan . " Kami mengutuk penggunaan kekerasan dalam segala bentuknya dan mendesak semua pihak untuk menahan diri dan mengembalikan ketenangan",  ujar Kerry.

Pemberontak Libya yang  menggulingkan rezim Qaddafi menolak tuntutan pemerintah untuk meletakkan senjata mereka .

Pemboman dan pembunuhan terjadi setiap kota kedua Libya, Benghazi , di timur. Kekuatan kelompok bersenjata yang menginginkan tegaknya Syariah Islam menuduh pemerintah tidak serius memenuhi tuntutan mereka,  dan mereka  akan terus berjuang menumbangkan pemerintah sekarang yang menjadi boneka Barat. Mereka sanga kecewa dengan ditangkapnya tokoh mereka al-Libi yang  sekarang  telah berada di Amerka. Af/hh


latestnews

View Full Version