View Full Version
Senin, 14 Apr 2014

Presiden Terguling Yanukovych: CIA Dibalik Krisis Ukraina

RUSIA (voa-islam.com) - Presiden terguling Ukraina Viktor Yanukovych mengatakan Badan Intelijen Pusat AS (CIA) memprovokasi pertumpahan darah di negara itu dengan mendukung penggunaan senjata melawan demonstran pro-Rusia.

Berbicara di sebuah stasiun televisi Rusia pada Ahad (13/4/2014) malam, presiden terguling pro-Rusia itu mengatakan Amerika Serikat memberi wewenang pemerintah baru di Kiev untuk menggunakan kekuatan untuk menindak pengunjuk rasa di timur negara itu.

Yanukovych juga memperingatkan bahwa para pejabat interim Ukraina  telah membawa negara ke jurang perang saudara.

Dia mencatat bahwa Direktur CIA John Brennan bertemu dengan para pemimpin baru Kiev secara pribadi dan "pada kenyataannya merestui penggunaan senjata dan memprovokasi pertumpahan darah," di Ukraina.

Yanukovych menambahkan bahwa dalam hal terjadinya setiap pertumpahan darah, pejabat interim baru Ukraina serta pemerintah AS akan bertanggung jawab.

Dia juga mendesak pasukan keamanan negara itu untuk tidak mematuhi perintah dan menahan diri untuk menembaki orang-orang.

Sementara itu, laporan terbaru mengatakan bahwa setidaknya tiga orang telah tewas dalam bentrokan antara pasukan keamanan dan orang-orang bersenjata pro-RUsia selama apa yang Menteri Dalam Negeri Ukraina Arsen Avakov katakan sebagai "operasi anti-teroris" di kota timur Slavyansk.

Krisis politik meletus di Ukraina pada November 2013, ketika Yanukovych menahan diri untuk penandatanganan Perjanjian Asosiasi dengan Uni Eropa dan lebih mendukung hubungan lebih dekat dengan Rusia.

Ketegangan antara kekuatan Barat dan Moskow meningkat setelah Krimea menyatakan kemerdekaan dari Ukraina dan secara resmi mengajukan untuk menjadi bagian dari Federasi Rusia menyusul referendum pada 16 Maret, di mana hampir 97 persen pemilih di Krimea memilih untuk bergabung kembali ke Rusia.

Pada tanggal 21 Maret, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dokumen hukum yang secara resmi mengakui semenanjung bagian Laut Hitam dari wilayah Rusia meskipun kecaman dari Barat dan pemerintah Ukraina yang baru. (by)


latestnews

View Full Version