View Full Version
Rabu, 16 Apr 2014

Raja Saudi Ganti Kepala Intelijen Bandar Bin Sultan

RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Raja Arab Saudi Abdullah telah mengganti kepala intelijen Pangeran Bandar bin Sultan, yang memimpin misi kerajaan dalam krisis Suriah, dengan dengan wakilnya Jenderal Youssef al-Idrisi.

Kantor berita resmi SPA mengutip sebuah dekrit kerajaan pada hari Selasa (15/4/2014) mengatakan bahwa Bandar "dibebaskan ... dari jabatannya atas permintaan sendiri" dan digantikan oleh wakilnya Jenderal Youssef Al-Idrissi.

Dekrit tersebut tidak menjelaskan apakah Bandar akan melanjukan tugas di posisi laun yang dia pegang sebagai kepalaa Dewan Keamanan Nasional.

Pangeran berusia 65 tahun tersebut, yang pernah menjadi duta besar untuk Amerika Serikat selama puluhan tahun, adalah pendukung pejuang oposisi yang berniat menggulingkan presiden Suriah Bashar Al-Assad. Dia diangkat sebagai kepala intelijen pada tahun 2012.

Penggantian Bandar datang setelah laporan terbaru yang mengatakan bahwa ia kembali ke Arab Saudi setelah sekitar dua bulan di luar negeri untuk operasi di bahunya.

Para diplomat mengatakan bahwa selama ketidakhadirannya, Menteri Dalam Negeri Saudi Mohammed bin Nayef memimpin badan intelijen dan kebijakan anti-Damaskus Riyadh.

Pada bulan Februari, Pangeran Mohammed Bin Nayef mewakili Arab Saudi pada pertemuan dengan spymasters Barat dan Arab di Washington, di mana ia mengadakan pembicaraan dengan Penasihat Keamanan Nasional AS Susan Rice atas kebijakan di Suriah. Langkah ini menegaskan bahwa Bandar telah disingkirkan.

Menurut sumber-sumber diplomatik, Washington telah meminta pencopotan Pangeran Bandar dari file Suriah karena salah urus tentang situasi di negara itu, yang telah bergulat dengan krisis sejak Maret 2011.

Bandar secara luas diyakini sebagai tokoh kunci yang mencoba untuk meningkatkan aliran senjata Saudi ke pejuang oposisi di Suriah.

Dia juga terlibat erat dalam dukungan Saudi bagi penguasa militer Mesir setelah mereka menggulingkan presiden asal kelompok Islam Muhammad Mursi tahun lalu, kata sumber-sumber diplomatik Teluk.

Pangeran Saudi ini dikenal memiliki hubungan dekat dengan mantan Presiden AS George W. Bush, dan merupakan penganjur invasi pimpinan AS ke Irak pada 2003. (by/tds)


latestnews

View Full Version