View Full Version
Jum'at, 09 Mar 2018

Pahala Menyimak dan Menjawab Adzan

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Para ulama sepakat disyariatkan menyimak adzan dan menjawabnya. Bahkan ulama Hanafiyah dan sebagian Malikiyah mewajibkannya. Hanya saja, pendapat lebih kuat, -Syafi’iyah dan Hanabilah-, hukumnya sunnah. Karenanya, siapa yang mendengar kumandang adzan agar ia diam dan menyimak, lalu menjawab adzan.

Dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

إِذَا سَمِعْتُمْ اَلنِّدَاءَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ اَلْمُؤَذِّنُ

Apabila engkau sekalian mendengar adzan maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin.” (Muttafaq ‘Alaih)

Anjuran ini berlaku bagi siapa yang sedang membaca Al-Qur'an, mengajar, mengobrol, dan aktifitas serupa. Saat ia mendengar adzan agar diam dan menjawabnya.

[Baca: Syetan Tersiksa dengan Suara Adzan]

Keutamaan menjawab adzan diterangkan dalam hadits dari Mu’awiyah, ia mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

مَنْ سَمِعَ الْمُؤَذِّنَ فَقَالَ مِثْلَ مَا يَقُولُ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ

Siapa mendengar (adzan,-pent) Mu’adzin, lalu mengucapkan seperti yang ia ucapkan maka baginya seperti pahalanya.” (HR. Al-Thabrani. Syaikh Al-Albani menilainya sebagai hadits dhaif. Sedangkan Al-Mundziri menilai matannya hasan dan hadits-hadits menguatkannya cukup banyak).

Maknanya, bukan berarti pahala orang yang menjawab adzan sama persis dari jumlah dan jenis pahala yang didapatkan muadzin. Tetapi dari pokok pahala. Artinya sama-sama mendapatkan pahala.

Imam Al-Munawi dalam Syarahnya berkata, Falahuu Mitslu Ajrihi (baginya pahala seperti pahala muadzin),

أي فله أجر كما للمؤذن أجر ، ولا يلزم منه تساويهما في الكم والكيف

Maksudnya: Ia dapat pahala sebagaimana juga muadzin mendapat pahala. Ini tidak mengharuskan sama dari sisi jumlah dan bentuk.” (Faidhul Qadir: 6/155)

Ishaq bin Rahawaih dalam musnadnya menjelaskan, orang yang menjawab adzan mendapatkan pahala seperti pahala kalimat yang diucapkan muadzin. Namun muadzin mengunggulinya karena posisinya sebagai muadzin.

Diriwayatkan Imam Abu Dawud, dari Abdullah bin ‘Amr, ada seseorang berkata kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, “Ya Rasulallah, para muadzin mengungguli kami dalam keutamaan adzan.” Beliau bersabda,

قُلْ كَمَا يَقُولُونَ ، فَإِذَا انْتَهَيْتَ فَسَلْ تُعْطَهْ

Ucapkan seperti yang mereka ucapkan. Apabila telah selesai, mintalah (berdoalah) niscaya doamu dikabulkan.” (Dishahihkan Syaikh Al-Albani di Shahih Abu Dawud)

Keutamaan menjawab adzan juga ditunjukkan dalam hadits yang cukup panjang tentang sifat menjawab adzan.

Diriwayatkan dari Umar bin al-Khathab Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

إذا قال المؤذن: الله أكبر الله أكبر، فقال أحدكم: الله أكبر الله أكبر، ثم قال: أشهد أن لا إله إلا الله قال: أشهد أن لا إله إلا الله، ثم قال: أشهد أن محمداً رسول الله قال: أشهد أن محمداً رسول الله، ثم قال: حي على الصلاة قال: لا حول ولا قوة إلا بالله، ثم قال حي على الفلاح قال: لا حول ولا قوة إلا بالله، ثم قال: الله أكبر الله أكبر قال: الله أكبر الله أكبر، ثم قال: لا إله إلا الله، قال: لا إله إلا الله من قلبه دخل الجنة

“Apabila Muadzin membaca:

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ

Hendaknya salah seorang kalian (yang mendengar) membaca:

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ

Muadzin:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

Orang mendengar:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

Muadzin:

أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً رَّسُوْلُ اللهِ

Orang mendengar:

أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً رَّسُوْلُ اللهِ

Muadzin:

حَيَّ عَلَى الصَّلًاةِ

Orang mendengar:

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Muadzin:

حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ

Orang mendengar:

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Muadzin:

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ

Orang mendengar:

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ

Muadzin:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

Orang mendengar:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

Siapa membacanya dari hatinya pasti ia masuk surga.” (HR. Muslim)

Apa yang Dibaca Setelah Adzan?

Pertama, membaca shalawat atas Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam setelah selesai menjawab adzan.

Dari Abdillah bin Amr bin Al-‘Ash Radhiyallahu 'Anhuma, ia mendengar Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

إِذا سمِعْتُمُ النِّداءَ فَقُولُوا مِثْلَ ما يَقُولُ ، ثُمَّ صَلُّوا علَيَّ ، فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى علَيَّ صَلاةً صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ بِهَا عشْراً

Apabila kamu mendengar adzan, ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin. Kemudian bershalawatlah atasku, karena siapa yang membaca shalawat kepadaku sekali, Allah bershalawat atasnya sepuluh kali...” (HR. Muslim)

[Baca: 4 Bacaan Dzikir Saat Kumandang Adzan]

Kedua, dilanjutkan dengan membaca doa,

اَللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ اَلدَّعْوَةِ اَلتَّامَّةِ  وَالصَّلَاةِ اَلْقَائِمَةِ  آتِ مُحَمَّدًا اَلْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ  وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا اَلَّذِي وَعَدْتَهُ  حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ

Ini berdasarkan hadits Jabir Radhiyallahu 'Anhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa yang mendengarkan adzan lalu berdoa –dengan doa di atas-, maka dia akan memperoleh syafaat dariku pada hari Kiamat.” (HR. Al-Bukhari dan selainnya). Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]

%MCEPASTEBIN%


latestnews

View Full Version