View Full Version
Ahad, 11 May 2014

Innalillaah!! Pasca Dikudeta, Kegiatan TPA Muhammad Ramadhan juga Dilarang

BEKASI (voa-islam.com) – Buntut kisruh pengambilalihan paksa MMR oleh Pemkot Bekasi, masjid menjadi sepi. Kegiatan shalat lima waktu tak semakmur dulu. Kegiatan kajian dan tabligh akbar yang sudah berjalan bertahun-tahun dilarang. Bukan saja kegiatan dakwah orang dewasa, kegiatan ngaji anak-anak TPA juga tidak boleh dilanjutkan di MMR.

“Wajah anak-anak yang tak belum berdosa ini, yang biasanya terlihat antusias menghafalkan dan belajar membaca Al Qur’an tak terlihat lagi,” tutur Abu Sabil kepada voa-islam.com, Ahad (11/05/2014)

Menurut bapak tiga anak ini, selepas shalat berjamaah di masjid ini terasa janggal karena tak tampak lagi anak-anak berseragam hijau-hijau atau biru muda yang biasanya dengan semangat menggumamkan murrotal hafalan Al Qur’an di sudut-sudut masjid, sambil menunggu gilirannya belajar.

Menurut informasi yang kami peroleh dari bagian pendidikan anak di Masjid Muhammad Ramadhan, jumlah siswa yang aktif tak kurang dari 55 siswa.

Seringkali terlihat anak-anak itu sangat dekat dengan para ustadz yang ikhlas dan sabar menularkan ilmu kepada mereka. Keakaraban inilah yang menyebabkan anak-anak tidak merasakan jenuh saat belajar di TPA Muhammad Ramadhan.

Abu Sabil merasa jengkel dengan ulah beberapa gelintir orang yang ambisius menguasai masjid yang megah ini. “Tidakkah terfikir oleh orang-orang yang hanya mementingkan kepentingan golongan dan pribadinya, bahwa kudeta ini merusak tatanan yang baik yang sudah terbina tak kurang dari 10 tahun di Masjid Muhammad Ramadhan hanya dalam tempo hitungan beberapa jam saja.”

Setelah tiga pekan dari ‘perampasan’ masjid pimpinan Dr. Nanang Prayudiyanto ini, meredupnya kemakmuran rumah Allah ini sangat jelas terlihat. Jumlah jamaah shalat lima waktu turun drastis, tak sampai satu shaff. Kegiatan rutin bedah buku dan kajian ilmiah lenyap darinya. Padahal dulu, MMR terkenal dengan kegiatan kajian ilmiah, kuliah umum, tabligh Akbar, dan santunan.

Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, Pemkot Bekasi mengambil alih paksa Masjid Muhammad Ramadhan (MMR) dari tangan DKM MMR yang diketuai Ustadz Nanang Prayudiyanto, Ahad (20/04/2014). Terdengar kabar, ikut campurnya Pemkot dalam ranah keagamaan ini karena keputusan sepihak ketua Yayasan yang menyerahkan masjid ke Pemkot. Namun sayang, Pemkot tidak berusaha mempertemukan pihak yayasan dan DKM yang sejak beberapa tahun sebelumnya sudah berselisih.

Proses eksekusi pengambilalihan masjid di tanah Fasos dan Fasum ini dinilai banyak pihak sangat berlebihan. Tidak hanya membawa Satpol PP dan Brimob, pihak pengambl alih juga membawa massa dari FBR dan FPI. Bahkan terlihat sejumlah pria bertato ikut berbuat keonaran di lingungan masjid yang makmur kegiatan keislamannya ini. [Baca: Sukandar Ghozali Dibalik Turunnya FBR dalam Pengambilalihan Paksa MMR?]

[Baca: Sukandar Ghozali Dibalik Turunnya FBR dalam Pengambilalihan Paksa MMR?] - See more at: http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2014/05/06/30205/tabligh-akbar-ust-salimin-tak-ngefek-dkm-pengudeta-mmr-panggil-ustadz-artis/#sthash.H73HkhFn.dpuf

Setelah mengambil alih masjid, Pemkot segera membentuk pengurus baru. Tidak hanya itu, kunci-kunci pintu masjid pun langsung diganti. Aset-aset masjid dirampas. Semua kegiatan kajian dihentikan.

[Baca: Sukandar Ghozali Dibalik Turunnya FBR dalam Pengambilalihan Paksa MMR?] - See more at: http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2014/05/06/30205/tabligh-akbar-ust-salimin-tak-ngefek-dkm-pengudeta-mmr-panggil-ustadz-artis/#sthash.H73HkhFn.dpuf

Sejumlah plang kantor TPM dicopot. Tidak hanya itu, Papan pengumuman larangan merokok dan anjuran berjilbab di lingkungan masjid tidak luput dari sasaran. [PurWD/voa-islamcom]


latestnews

View Full Version