View Full Version
Ahad, 29 Dec 2013

Kisah Mujahidin Suriah yang Berhati Lembut

Dulu, Sebelum meninggalkan daerah Jabal Akrad, Suriah, Saya berteman akrab dengan banyak sekali pejuang disana, mulai prajurit rendahan sampai para komandan tinggi, baik dari kelompok Latakia maupun Aleppo. Tapi terutama yang paling berkesan di hati adalah para pejuang kelompok Banias

Orang-orang Latakia punya logat yang indah didengar, mengalun seperti bernyanyi kalau bicara. Belum lagi suara yang rata-rata halus merdu. Ngobrol dengan orang Latakia berjam-jam saya betah, biarpun banyak ga ngerti bahasa Arab Suriah pasaran mereka, tapi di telinga ini ucapan mereka seperti lagu menyenangkan

Orang Banias lain lagi, keakraban saya terjalin karena hampir semua cerita seru saya alami, mulai diberondong tembakan dari atas bukit waktu nebeng patroli markas mujahidin, sampai hampir mati nyaris menginjak ranjau di sepanjang jalan menuju Aleppo, semuanya selalu bersama kelompok ini

Dari sekian puluh pejuang ada 6 orang paling saya rindukan. Jihad Muhammad dengan kelembutan hati serta wajah baby face nya, Abu Ahmad yang gagah berwibawa fasih berbahasa Inggris serta luas pengetahuan, Abu Yusuf si raksasa lemah lembut tampan perkasa, Hudzaifah sang komandan hebat rendah hati dan merakyat, Abu Firasy tetua pejuang Jabal Akrad, veteran perang dengan banyak bekas luka di tubuhnya yang saya kira berhati batu tapi ternyata bisa nangis waktu kami pamit pulang ke Indonesia, Dan Abu Umar

Tokoh terakhir ini usianya baru 21 taun waktu itu, tampan bukan kepalang, MasyaAllah ! Belum pernah saya iri liat orang ganteng kecuali pada Abu Umar. Bahasa Inggrisnya cukup membantu sesekali saya ga ngerti satu dua kata dalam bahasa Arab pasaran Suriah. Tapi saya merasa dekat dengannya melalui sebuah kejadian

Seluruh pejuang menggunakan Skype, Whatsapp, Viber atau software komunikasi lainnya untuk berhubungan sesama pejuang atau dengan keluarga nun jauh di rumah. Sinyal dari simcard Turkcell yang kembang kempis ketika dibawa masuk Suriah terkadang menghalangi mereka melepas rindu pada keluarga, Tapi itu sudah cukup karena paling tidak satu bulan sekali mereka bisa 10-15 menit nelp anak, Istri, Bapak, Ibu atau adik kakaknya

Sayangnya yang terjadi pada Abu Umar ga begitu. Udah lebih setaun beliau merindu keluarganya. Karena satu dan lain hal ga ada sarana komunikasi apapun dirumah beliau di Banias sana kecuali akun fesbuk adiknya. Sedangkan tempat juang Abu Umar pun ga ada sarana internet kecuali via hp yang jangankan untuk buka fesbuk, Untuk buka Whatsapp pun susahnya setengah mati

Suatu hari Abu Umar liat kami sedang menggunakan laptop lengkap dengan modem, Dari balik pintu saya liat beliau tertegun penuh harap, Tapi rasa hormat khas orang Suriah mencegah beliau dari meminta apapun pada tamunya ini

Jadi malam hari saya datangi Abu Umar dengan laptop dan modem, ga basa basi saya sodorin aja tu barang

"Nih kalo mau pake. Tapi kalo boleh tau mau nt pake buat apaan ?"

Dengan malu setengah ga sabar mengalirlah cerita tentang keluarga yang lebih setahun terputus komunikasi dsb. Belum kelar ceritanya udah saya potong

"Udah ntar aja deh ceritanya, Pake dulu tu buruan !"

Internet loading di Jabal Akrad leletnya minta ampun, Tapi dengan sabar Abu Umar tunggui sampai akun fesbuknya terbuka sempurna. Begitu masuk inbox disana sudah menumpuk ratusan kalimat yang dikirim orangtua beliau berikut foto-foto mereka. Isinya tentang kerinduan, kekhawatiran, doa ibu bagi buah hati, juga canda dan curhat adiknya

Seketika pejuang muda belia nan tangguh ini menangis tersedu-sedu, Airmatanya ga terbendung, rindu yang mengendap berbulan-bulan tumpah ruah malam itu. Sesekali tertawa, kemudian menangis, kemudian nyengir, kemudian nangis lagi. Begitu berulang-ulang sepanjang membaca isi inbox dari
keluarganya

Saya ga berani mendekat, ambil jarak 1-2 meter di samping, cukup untuk bisa ngintip tanpa mengganggu, tapi saya ikut nangis juga

15-20 menit kemudian saya tinggal Abu Umar sendirian diatas atap rumah, Masih berfesbuk ria, SubhanAllah rupanya sang adik pun sedang online, terjadilah percakapan antara mereka

Ba'da Shalat Subuh laptop beliau kembalikan, sepenuh hati diucapkannya terimakasih sampai saya malu seolah-olah saya melakukan amal besar baginya

Sayang tu laptop punya Hilal Ahmar Society Indonesia, Kalo punya saya insya Allah udah saya kasihin Abu Umar pas saya pulang ke Indonesia. Sampai kemarin saya selalu berdoa supaya dipertemukan dengan salah satu dari mereka berenam sebelum kami wafat. Sayang Abu Firasy syahid (insyaAllah) beberapa bulan lalu, ditembak tengah malam oleh penembak misterius. Abu Ahmad sekarang di Idlib alhamdulIllah Musa adik saya jumpa beliau disana. Sisanya ga saya tau posisinya karena udah berpencar ga di Jabal Akrad lagi

Tapi Allah masih menyisakan satu kejutan buat saya. Setiba di Antakya dan kerumah singgah mujahidin, yang membukakan pintu barusan adalah Abu Umar !

Allahu Akbar ! Allahu Akbar ! Allahu Akbar !

Oleh : fathi yazid attamimi
Tim Merah Putih

--------------------------------------------------
Salurkan Donasi medis dan kemanusiaan ke Suriah melalui :
- PayPal : [email protected], Silvia Arisandi, Indonesia
- Moneygram & Western Union : Ikrimah d.a Suronatan NG II/864 RT 051/008 Yogyakarta
- MANDIRI : 900 0019 330 720 a.n Ikrimah (KCP Katamso Yogyakarta)
- BRI : 0029 0110 999 7500 a.n Ikrimah (KCU Cik Ditiro Yogyakarta)
- BCA : 1691 967 749 a.n Ikrimah (KCU Ahmad Dahlan Yogyakarta)
- BNI : 0317 563 523 a.n Ikrimah (KCP Parangtritis Yogyakarta)
Konfirmasi : SMS: 0857.0264.6881 - Blackberry 328B6030 


latestnews

View Full Version