View Full Version
Ahad, 30 Oct 2016

Indonesia dihantui Takhayul dan Kurafat

 

Sahabat VOA-Islam...

Dimas Kanjeng Taat Pribadi menjadi sorotan akhir-akhir ini. Ia bisa mengeluarkan perhiasan dan sejumlah mata uang dari berbagai negara. Bertumpuk-tumpuk uang bisa ia datangkan. Wajar jika banyak orang datang untuk menjadi pengikutnya, mulai dari petani, aparat negara, hingga intelektual. Di mata pengikutnya, yang dilakukan oleh Dimas Kanjeng adalah karomah. Bahkan teori ilmiah dikeluarkan untuk membenarkan berbagai perbuatan sang guru. Pimpinan padepokan ini akhirnya ditangkap polisi setelah diduga terlibat kasus penipuan dan perencanaan pembunuhan pengikutnya.

Dalam Islam, kejadian luar biasa yang bertentangan dengan keteraturan alam semesta bisa dikategorikan pada tiga: mukjizat, karomah atau sihir. Mukjizat adalah kejadian luar biasa yang terjadi pada Nabi dan Rasul. Contohnya adalah terbelahnya bulan oleh Rasulullah saw.  Sementara karomah adalah kejadian luar biasa yang terjadi pada orang sholeh. Contohnya, pasukan yang dipimpin Saad bin Abi Waqqash ra yang mampu berjalan di atas Sungai Tigris.  Sedangkan istidraj jika terjadi pada orang jahat, jika ia meminta bantuan jin maka termasuk kedalam perbuatan sihir. Ingatlah pesan Imam Syafii, “Jika kalian melihat seseorang berjalan di atas air dan terbang di atas udara, janganlah kalian terpedaya hingga kalian menimbang perkaranya di atas al Qur’an dan as Sunnah.”

Praktik perdukunan semisal Dimas Kanjeng sudah sering terjadi. Banyak kalangan yang menggunakan bantuan dukun/paranormal untuk berbagai kepentingan mereka. Padahal, hal itu diharamkan, sebagaimana sabda Nabi saw, “Siapa saja yang mendatangi seorang dukun atau peramal, lalu membenarkan apa yang dikatakan dukun atau paranormal itu, maka dia telah kafir terhadap apa (al Qur’an) yang diturunkan kepada Muhammad saw”. (HR. Ahmad)

Perdukunan terus berkembang ditengah jelasnya keharamannya adalah akibat dari kerusakan akidah umat yang menganut sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan). Saat agama dipisahkan dari kehidupan, agama semakin asing, sehingga umat tidak bisa menimbang persoalan dengan benar, termasuk dalam perkara yang gaib. Yang ada, mereka mengikuti perasaan dan mencoba mengilmiahkan hal gaib tersebut. sehingga, mudah bagi mereka untuk terjebak dalam budaya takhayul dan khurafat.

Keadaan bertambah parah karena negara tidak melindungi akidah umat Islam. Justru membiarkan praktik perdukunan dan paranormal menjamur. Mereka bahkan diperlakukan layaknya selebritis dan kaya raya. Padahal menurut syariah Islam, tukang sihir harus diberi sanksi keras karena sudah merusak akidah Umat. “Hukuman bagi tukang sihir adalah dipenggal lehernya dengan pedang” (HR at Tirmidzi).

Inilah akibat dicampakkannya Islam, ini akibat diterapkannya sekulerisme. Oleh karena itu, hendaknya kita kembali pada agama Allah swt secara total. Sungguh Islam yang Allah turunkan sudah sempurna, memuaskan akal, sesuai fitrah manusia. Namun, kesempurnaan ini tidak dapat dirasakan jika tidak diterapkan. Saatnya kita campakkan sekulerisme dan kembali pada akidah dan syari’ah Islam. Wallahu’alam bish shawab. [syahid/voa-islam.com]

Kiriman Tati Nurhayati Bandung


latestnews

View Full Version